Warga Saptosari Gunungkidul antre mendapatkan bantuan air bersih. (Foto: iNews.id/Kismaya Wibowo)

YOGYAKARTA, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut tiga kabupaten di DIY mulai dilanda krisis air bersih. Dropping bantuan air bersih mulai dilakukan di 16 kapanewon (kecamatan). 

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andy Aryanto mengatakan, tiga kabupaten yang mulai dilanda kekeringan adalah Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo. Gunungkidul menjadi daerah yang paling luas merasakan dampak kekeringan. Meskipun memiliki sumber air melimpah berupa sungai bawah tanah, namun wilayah ini masih kesulitan mengangkatnya ke permukaan.

BPBD DIY mencatat setidaknya ada 14 kapanewon di Gunungkidul yang  berpotensi mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. BPBD setempat sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 60 tangki ke wilayah yang membutuhkan.

"14 kapanewon ini tidak menyeluruh, artinya satu mungkin ada satu dusun yang kesulitan mendapatkan air bersih. Tapi hitungannya tetap satu kapanewon," ungkap dia, Rabu (16/8/2023).

BPBD maupun pemerintah kecamatan setempat masih bisa mengatasi masalah ini. Mereka memiliki persediaan air bersih hingga 1.000 tangki. Mereka memang menganggarkan paling besar untuk kebutuhan dropping air bersih.

Beberapa kecamatan terdampak kekeringan meliputi Panggang,  Saptosari, Ngawen, Panggang, Paliyan, Tepus, dan Rongkop dan Semanu. Kemudian Girisubo, Semin, Nglipar, Tanjungsari, Patuk dan Gedangsari.

Sementara  Semanu, Playen, Wonosari dan Ponjong masih aman dari kekeringan. Karena wilayah ini mendapatkan pasokan  air melalui PDAM. Wilayah ini juga banyak memiliki pamsimas yang dikelola masyarakat untuk memenuhinya kebutuhan warga setempat.

"Kulonprogo, kami sudah ada pengiriman bantuan air bersih sebanyak lima tangki. Tapi daerahnya mana saya tidak begitu mengingatnya," katanya.

Untuk Kabupaten Bantul, ada dua kapanewon yang dilanda kekeringan yang tersebar di 3 Kalurahan yakni Terong dan Jatimulyo (Dlingo) serta Sriharjo di Imogiri.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Sumadi, mengatakan  sesuai prediksi BMKG maka puncak musim kemarau bakal terjadi selama bulan Agustus hingga September 2023. Sehingga dampak kekeringan bakal lebih luas lagi dibanding sekarang.

"BPBD memprediksi dampak kekeringan bisa lebih luas, mengingat tak semua daerah terjangkau jaringan air bersih, PDAM maupun SPAM Desa," kata dia.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network