GUNUNGKIDUL, iNews.id – Dinas Kesehatan Gunungkidul minta masyarakat mewaspadai penularan penyakit leptospirosis pada musim penghujan ini. Bakteri leptospira ditularkan melalui kencing tikus yang bisa terbawa air dan menginfeksi manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, selama 2021 ini tercatat sudah ada delapan kasus leptospirosis dan tiga di antaranya tidak berhasil diselamatkan. Penyakit ini haruas diwaspadai karena kerap muncul pada musim penghujan, karena bakteri dari kencing tikus bisa menyebar lewat air.
“Masyarakat harus waspada karena bakteri ini terbawa air dan biasanya yang terpapar petani karen beraktivitas di sawah,” kata Dewi, Jumat (3/12/2021).
Dinas telah melakukan pemetaan daerah yang rawan penularan, di antaranya di Kapanewon Semin, Nglipar, Gedangsari, Patuk, dan Ngawen. Kondisi ini bisa terjadi did aerah lain di Gunungkidul. Apalagi sudah ada penelitian tikus di pantai juga berpotensi menularkan.
“Bakteri ini terkandung dalam kencing tikus, kemudian menular ke manusia lewat luka,” katanya.
Masyarakat harus melakukan upaya pencegahan dengan membatasi aktivitas di persawahan. Setelah selesai harus rajin mencuci kaki dan tangan dengan sabun dan disarankan menggunakan alas. Jika terdapat luka harus segera diobat.
Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Wonosari, Wahyu mengatakan, gejala penyakit ini diawali dengan demam tinggi sampai mengigil. Pasien juga akan mengeluhkan sakit kepala mual, muntah dan tidak memiliki nafsu makan.
Pasien juga akan mengalami diare dan matanya memerah, nyeri otot, sakit perut, dan keluar bintik-bintik merah pada kulit. Setelah tiga hari demam tidak kunjung mereka dan pasien akan kesulitan kencing dan terjadi pembengkakan pada kaki dan tangan.
“Selama periode ini, RSUD sudah melakukan penanganan pada 5 pasien leptospirosis,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait