JAKARTA, iNews.id - Perusahaan penjual alutsista terbesar di Indonesia memiliki produk yang mumpuni. Tidak jauh berbeda dengan Cina dan Rusia, Indonesia ternyata juga mampu membuat senjata secara mandiri dan kualitasnya tak kalah dengan produk negara lain.
Dengan membuat alutsista sendiri, maka akan sangat menguntungkan seperti menghemat anggaran militer, menyerap tenaga kerja dari dalam negeri dan menambah devisa negara.
Nah berikut ini 5 perusahaan penjual alutsista terbesar di Indonesia :
1. PT Pindad
Pindad didirikan pada zaman Belanda tahun 1808 dengan nama Constructie Winkel (CW) oleh Gubernur Jendral Belanda Willem Herman Daendels di Surabaya sebagai pemasok, pemelihara dan tempat perbaikan persenjataan Belanda. Pada Tahun 1962 berubah nama menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad).
Hingga saat ini PT Pindad telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia dengan berbagai macam amunisi, senjata seperti pistol dan senapan serbu. Tak hanya itu PT Pindad juga memproduksi kendaraan khusus tempur yang semuanya berkiblat ke Eropa dan NATO.
Beberapa produk unggulan PT Pindad Persero di antaranya adalah Anoa 6x6 Armoured Vehicles, Badak 6x6 Armoured Vehicles, Harimau Medium Tank, Komodo 4x4 Tactical Vehicle. kemudian MAG4 Pistol, Small Calibre Ammunition, SPR-3 Sniper Rifle dan SS2-V4 assault Rifle.
2. PT Dirgantara Indonesia
Perusahaan ini bermula pada bulan april 1976. PT Dirgantara merupakan salah satu perusahaan aerospace di Asia dengan kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan dan menengah.
Beberapa produk dari PT Dirgantara adalah Pesawat C 235, CN 295, N219 dan Nc 212. PT Dirgantara Indonesia juga memproduksi berbagai helikopter seperti H225M, BELL 412EPI, AS365 N3+ dan AS550.
3. PT PAL
PT PAL adalah perusahaan milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk matra laut. Perusahaan ini didirikan oleh perusahaan Belanda pada tahun 1939. Saat ini, PT PAL Indonesia disebut sebagai perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia.
Produk yang dihasilkan bukan hanya kapal perang untuk TNI Angkatan Laut tapi juga kapal niaga dan kapal selam.
PT PAL merupakan perusahaan andalan TNI Angkatan Laut seperti kapal cepat rudal (KCR) 60 meter hingga kapal selam KRI Alugoro 405.
Beberapa produk PT PAL di antaranya adalah kapal FPB 28 M, kapal FPB 38 M aluminium, kapal FPB 57 M, kapal cepat rudal (KCR) 60 M, kapal landing platform dock 125 M dan kapal strategic sealift vessel 123 M. Kemudian kapal landing platform dock 124 M, kapal bantu rumah sakit, kapal perusak kawal rudal (PKR) 105 M dan kapal selam Nagapasa Class 1500 ton.
4. PT Sari Bahari
PT Sari Bahari Malang adalah perusahaan swasta yang termasuk menjadi perusahaan penjual alutsista terbesar di Indonesia. Didirikan pada tahun 1993, PT Sari Bahari juga mendapatkan izin untuk memproduksi alutsista dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Saat ini PT Sari Bahari memproduksi alutsista untuk menyuplai TNI seperti bomb P-100 (bom latih), bomb P-250 (bom latih), bomb P-500 (bom latih), bomb P-100L (bom tajam). Kemudian bomb P-250L (bom tajam), bomb P-500L (bom tajam), BNL-250 (bom latih 250 kg Standar NATO), warhead 70 & 80 mm (Smoke & Live), rocketpod (Launcher) 7 tube, drone target bermesin Jet “Jalak” dan Rudal "Petir".
5. PT Lundin Industry Invest
PT Lundin Industry Invest adalah perusahan yang bergerak di bidang perangkat sistem senjata (alutsista) yang dimiliki oleh John Lundin dan Lizza Lundin yang sudah berkecimpung sejak 2003 dalam industri boats.
PT Lundin Industry Invest sudah memproduksi lebih dari 250 boats untuk kepentingan industri militer. Teknologi yang digunakan perusahaan ini disebut sesuai standar NATO dan NASA.
Tidak hanya di Indonesia PT Lundin Industry Invest juga membuat pesanan kapal untuk pertahanan luar negeri. Salah satu produksi kapal pertahanan milik Indonesia adalah KRI Golok-688 yang diresmikan pada 21 Agustus 2021.
Nah itu dia 5 perusahaan penjual alutsista terbesar di Indonesia. Keren kan ?
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait