YOGYAKARTA, iNews.id – Aktivitas Gunung Merapi cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dalam tiga hari ini ada 37 gempa vulkanis, 344 fase banyak dan 39 kali gempa guguran. Namun, migrasi magma ke puncak berjalan pelan.
“Aktivitas Merapi ini sangat tinggi, tetapi migrasi magmanya sangat lambat,” kata Kepala BPPTKG Hanik, Humaida dalam diskusi Sinergi UGM & Kagama” Erupsi Merapi Apa yang bisa Kita Lakukan?”, Minggu (29/11/2020).
Hanik mengatakan, dari data pemantauan BPPTKG diambil rata-rata tiga hari ke belakang dari tanggal 29 November 2020, tercatat gempa vulkanik dangkal 37 kali, fase banyak 344 kali, gempa guguran 39 kali. Sedangkan Deformasi Merapi dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) rata-rata sebesar 12 cm per hari diukur dari Babadan.
Selain itu, energi guguran Merapi meningkat sejak 10 November 2020. Pada 19 dan 22 November 2020 terjadi lonjakan yang cukup signifikan. Begitu juga dengan komposisi gas vulkanik cenderung naik.
Saat ini migrasi magma Merapi ke permukaan berjalan sangat pelan. Ini bisa dilihat dari analisa seismisitas VTA (gempa vulkanik dangkal). Hiposenter gempa terpusat di kedalaman dangkal kurang dari 1,5 kilometer dari puncak.
“Gempa vulkanik dalam belum muncul, tidak ada tekanan berlebihan di dapur magma,” katanya.
Atas kondisi ini, Hanik memprediksikan, jika terjadi erupsi eksplosif tidak akan sebesar erupsi tahun 2010. Ini mendasarkan pada pola kegempaan dan deformasi mengikuti pola 2006 yang mana bersifat efusif. Selain itu juga semakin banyak embusan gas yang muncul.
“saat ini aktivitas Merapi sangat tinggi, masyarakat tidak perlu resah tetapi harus mengikuti arahan,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait