YOGYAKARTA, iNews.id - Lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil menciptakan sambal ikan Tenggiri. Produk yang diberi nama Sambal Moro Tuo ini, untuk mendukung ekonomi warga di Purwodadi, Purworejo.
Kelima mahasiswa ini, Laila Rahmawati dan Sir Hutammi Limandari prodi pendidikan biologi, Andini Jihan Ningrum prodi pendidikan matematika, Kholida Nailil Muna prodi matematika dan Kharisma Saski Larasati prodi akuntansi.
Ide pembuatan sambal ini karena tingginya potensi alam di Kabupaten Purworejo. Kebetulan wilayah ini merupakan salah satu daerah penghasil cabai merah. Selain itu juga ada nelayan dengan hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah.
“Produk ini untuk meningkatkan perekonomian warga, karena di Purworejo cabai dan ikan sangat melimpah,” kata Laila.
Sambal dipilih karena menjadi salah satu olahan makanan khas Indonesia. Sambal cukup melegenda dan harus ada di meja makan. Masyarakat belum berasa lengkap jika tidak ada sambal saat menyantap makanan.
Sir Hutammi Limandari menambahkan, ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) dipilih karena mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 21,4 gram /100 gram ikan. Protein merupakan zat makanan yang penting bagi tubuh yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Peran dari protein tersebut antara lain transportasi dan penyimpanan, proteksi imun, koordinasi gerak, katalisis enzimatik, membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf, serta pengendali pertumbuhan dan diferensiasi.
“Ikan tengiri yang diolah nilai ekonominya lebih tinggi dari pada dijual dalam kondisi mentah,” katanya.
Proses awal pembuatan, diawali dengan menyiapkan ikan tenggiri segar, kemudian dikukus dan disangrai. Untuk sambalnya, diolah dari cabai rawit dan cabai keriting segar, dengan bumbu rempah-rempah yang terdiri atas bawang putih, bawang merah, garam, gula, daun jeruk, dan lengkuas.
Bawang merah diiris kemudian ditumis dengan minyak bersamaan dengan cabai merah keriting yang diiris halus, daun salam, dan lengkuas. Sedangkan bawang putih dan cabai rawit diblender halus dan turut ditumis, kemudian ditambahkan gula dan garam. Ketika rasa sudah pas, kemudian dicampur dengan ikan tenggiri yang sudah disangrai dan dimasak hingga benar-benar matang dan mengeluarkan minyak.
“Kunci dari keawetan sambal tenggiri ini terletak pada pengemasan dan kebersihan alat dan bahan baku,”katanya.
Pengemasan dilakukan ketika suhu sambal selaras dengan suhu ruangan. Kemasan botol plastik dengan ketebalan sedang yang sudah disterilkan terlebih dahulu. Sambal dimasukkan menggunakan sendok bersih dan disegel aluminium foil menggunakan mesin sealer induksi, ditutup rapat dan diberi label kemasan.
“Kemasan yang kami gunakan sangat protektif karena menggunakan sistem double lock pada tutup wadah ditambah kami memberikan fasilitas sendok di dalam kemasan agar mempermudah untuk pengambilan sehingga tingkat higienitasnya lebih tinggi” kata kharisma.
Sambal ini ditawarkan dengan lima level pedas. Kegiatan wirausaha pembuatan sambal dilaksanakan bersama dengan konsep sociopreneurship dengan melibatkan warga Purwodadi, Purworejo.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait