KULONPROGO, iNews.id – PT Angkasa Pura (AP) akan mengeksekusi paksa rumah warga yang masih bertahan di lokasi bandara baru Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA), setelah Lebaran ini. Setidaknya ada 31 rumah masih dihuni warga dengan jumlah 37 kepala keluarga (KK). Perusahaan pelat merah ini sudah menyiapkan 20 rumah kontrakan yang ada di sekitar bandara.
Direktur Utama (Dirut) PT AP I Faik Fahmi mengatakan, setelah Lebaran, pembangunan akan dilanjutkan lagi. Pembangunan bandara tidak akan menelantarkan warga. Semua warga terdampak mendapatkan kompensasi dan sudah banyak yang berhasil membangun rumah kembali. Sedangkan warga yang kurang mampu diberikan fasilitas rumah gratis menggunakan tanah Pakualaman Ground (PAG) dengan sistem kekancing atau sertifikat hak pakai dari Keraton Yogyakarta.
Memfasilitasi warga yang masih bertahan saat ini, PT AP I sudah menyiapkan 20 rumah kontrakan di Desa Glagah, Kecamatan Temon. Rumah yang ada cukup layak dan berada di sekitar lokasi Bandara NYIA. Rumah ini bisa ditempati warga untuk persiapan pembangunan rumah baru atau pindahan. “Tahap awal ini kami sediakan untuk tiga bulan. Rumahnya nyaman dan representatif agar mereka tidak terlantar,” tutur Faik Fahmi, Minggu (18/6/2018).
Kondisi rumah yang disiapkan berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah penghuninya. PT AP I akan terus mendekati warga yang masih bertahan agar pembangunan bisa segera dilanjutkan. Sebab, kebutuhan Bandara NYIA sangat diperlukan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan pertumbuhan penumpang yang semakin meningkat setiap tahun. “Yogyakarta butuh bandara yang istimewa,” tuturnya.
Menurut dia, kondisi Bandara Adisucipto Yogyakarta sudah tertinggal jika dibandingkan daerah lain. Idealnya pembangunan sudah dimulai 10 tahun lalu. Namun, pembangunan belum bisa dilakukan secara maksimal. “Keberadaan warga yang masih bertahan juga dirasakan bukan menjadi kendala. Masalah waktu saja, jadi tidak ada kendala khusus,” ujarnya.
Sesuai dengan target Presiden Joko Widodo, Bandara NYIA harus beroperasi pada Apil 2019 mendatang. Melihat perkembangan saat ini, target itu masih bisa dikejar. Apalagi banyak dukungan dari masyarakat yang ingin bandara segera terwujud. “Sebagian warga yang bertahan ini sudah ada yang membangum atau ikut keluarga,” paparnya.
Sementara itu Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengungkapkan, pengecekan rumah itu merupakan salah satu upaya untuk melihat kesiapan PT AP I dalam mengakomodasi warga terdampak pembangunan bandara. Hasto akan terus melakukan pendekatan untuk memastikan tidak ada warga yang terlantar akibat pembangunan Bandara NYIA. “Kami ingin memanusiakan warga. Pemkab juga masih memiliki lima unit rumah di lokasi relokasi dan akan dibangun 50 unit lagi,” katanya.
Hasto juga menyambut baik karena banyak warga sudah membangun rumah. Bahkan, dari 31 rumah, tinggal beberapa orang saja yang belum memiliki. Karena itu, permasalahan yang dihadapi warga akan lebih mudah dipetakan.
“Kami terus mendekati warga, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) juga turun mendampingi warga untuk memastikan masalah yang dihadapi. Solusinya April 2019 mendatang, pesawat sudah harus mendarat. Kalau dihitung mundur, tinggal 10 bulan lagi,” paparnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait