Pemda DIY melakukan intervensi penanganan stunting dengan pendekatan siklus kehidupan. (Foto: Ilustrasi/Ist)

YOGYAKARTA, iNews.id - Dinas Kesehatan DIY melakukan penanganan stunting dengan menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Banyak kasus stunting dipicu calon ibu kurang nutrisi

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY Endang Pamungkasiwi mengatakan, dinas terus melakukan intervensi dalam penanganan stunting menggunakan siklus kehidupan. 
 
“Dari hasil penelitian Dinkes DIY kasus stunting dipicu kurangnya nutrisi saat calon ibu masih remaja atau pada usia produktif,” kata Endang. 

Untuk itulah intervensi dilakukans ejak calon ibu masih berusia remaja. Mereka telah melakukan program perbaikan gizi hingga memeriksa kadar hemoglobin (Hb) pada remaja putri sebagai calon ibu secara rutin.

”Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 tidak sedikit remaja Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dan anemia,” katanya. 

Mengacu data riset itu, sebesar 23,8 persen remaja putri mengalami anemia dan 8,7 persen remaja berusia 13-15 tahun termasuk dalam kategori kurus dan sangat kurus. Kondisi menjadikan tingkat risiko melahirkan anak-anak stunting. Untuk mencegah dilakukan pemeriksaan Hb, pemberian tablet tambah darah, serta peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil. 

Prevalensi kasus stunting di DIY pada 2019 mencapai 21,04 persen. Kasus ini kemudian turun menjadi 17,3 persen pada 2021, dan kembali turun menjadi 16,4 persen pada 2022.

“Target nasional pada 2024 turun menjai 14 persen,” katanya.  

Kasus stunting di DIY tidak hanya terjadi di pelosok desa, tetapi merata hingga wilayah perkotaan.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network