KLATEN, iNews. id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen secara ketat. Hal ini dilakukan setelah ditemukan adanya kasus Covid-19 yang dialami sejumlah guru dan siswa.
“Kami terapkan PTM 50 persen bagi siswa, untuk sekolah yang ditemukan kasusnya untuk sementara ditutup dan dilaksanakan dengan pembelajaran secara daring,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, di sela melaksanakan pengawasan PTM di SMP Negeri 6 Klaten, Selasa (15/2/2022).
Pengawasan juga dilakukan bupati di SMP Negeri 4 Klaten untuk memastikan pelaksanakan PTM 50 persen. Disamping itu juga untuk melihat pelaksanaan protokol kesehatan dan sarana prasarana pendukung di sekolah.
“Kasus Covid-19 di Klaten masih fluktuatif, masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan,”katanya.
Dalam pengawasan ini bupati melihat sejumlah sarana protokol kesehatan sudah lengkap. Begitu juga dengan alur dan SOP yang disiapkan sekolah juga sudah mengacu ketentuan yang ada.
“Semuanya harus melaksanakan protokol kesehatana dengan 5M. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas,”ujarnya.
Secara khusus bupati berpesan kepada siswa untuk mengurangi intensitas pergi keluar rumah. Ketika sudah saatnya pulang disarankan segera kembali ke rumah untuk mencegah penularan. Orang tua juga diminta lebih intensif dalam mengawasi anak-anaknya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Yunanta mengatakan, banyak pertimbangan mereka menerapkan PTM 50 persen. Salah satunya dengan ditemukannya klaster agar bisa ditekan.
“PTM 50 persen ini merupakan salah satu upaya menekan penularan Covid-19 agar kasusnya bisa kembali turun,”ujarnya.
Dalam pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan terus berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19 Kabupaten. Khususnya dalam pelaksanaan prokes 5M dalam mencegah penularan covid-19.
Salah satu siswa Budi mengaku lebih senang jika dengan pembelajaran tatap muka. Alasan materi pembelajaran yang disampaikan guru leih mudah diterima.
“Kalau secara daring seperti ada yang kurang, lebih enak dengan PTM,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait