YOGYAKARTA, iNews.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan menggelar pertemuan pejabat tinggi G20 di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Para Menteri bidang kebudayaan ini akan membahas berbagai upaya kebangkitan seni dan budaya.
Pertemuan ini akan dipimpin Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Indonesia akan menyerukan dunia untuk saling bergotong royong mempraktikkan hidup berkelanjutan dan mengakselerasi pemberdayaan, perkembangan ekonomi berbasis seni dan budaya.
Menurutnya, sektor seni dan budaya turut terdampak pandemi Covid-19. Untuk itulah pentingnya realisasi Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF) yang diinisiasi Presidensi Indonesia.
“Harapannya, pembahasan dana global ini dapat dilanjutkan India sebagai pemangku Presidensi G20 berikutnya,” jelas Menteri Nadiem dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/9/2022).
Nadiem juga akan mengajak para delegasi dan masyarakat umum dalam berbagai perhelatan budaya di Kawasan Candi Borobudur dan desa-desa di sekitarnya. Kegiatan itu di antaranya, Ruwatan Bumi yakni sebuah pagelaran ritus massal yang bertujuan untuk memulihkan dunia.
Selain itu juga akan ada Indonesia Bertutur, G20 Orkestra Borobudur, Kirab Budaya, Rapat Raksasa, dan beragam kegiatan budaya lain yang melibatkan lebih dari 2.500 seniman, pelaku budaya, dan masyarakat dari Indonesia dan negara sahabat.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku Koordinator Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20, Hilmar Farid berharap, para delegasi dapat mengambil inspirasi dari praktik-praktik hidup berkelanjutan yang menjadi tradisi di Indonesia.
“Hal ini akan menjadi jawaban atas tantangan-tantangan global seperti ekonomi dan lingkungan,” katnya.
Ada lima agenda yang akan dibahas dalam Presidensi G20, yang pertama peran budaya sebagai pembuka kemungkinan dan pendorong pembangunan berkelanjutan. Kedua manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya, ketiga upaya menjaga budaya sebagai kepentingan bersama dan memperkuat perlawanan terhadap perdagangan gelap kekayaan budaya.
Pembahasan keempat, pentingnya perluasan dan pemerataan akses terhadap produk budaya dan manfaat ekonomi budaya, dan mobilisasi sumber daya internasional untuk pemulihan berkelanjutan melalui inisiasi dana global untuk pemulihan seni dan budaya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait