YOGYAKARTA, iNews.id- DIY masih menjadi pasar terbesar untuk rokok elektrik atau yang dikenal dengan sebutan vape. Setelah vakum karena Covid-19, Indonesia Vape Expo atau lebih dikenal dengan Invex International kembali digelar pada tahun 2023.
Invex di Jogja Expo Center (JEC) digelar tanggal 18 – 19 Februari 2023. Invex di Jogja telah masuk dalam kalender internasional karena dilirik oleh produsen Vape atau produsen vape dari berbagai negara.
Board of Director Invex Roberth Alvanobillie menyebut vape di Indonesia bukan lagi sekedar kebutuhan. Namun sudah menjadi life style di berbagai kalangan. Life style tersebut beririsan dengan life style lain, seperti music dan hiburan lainya.
Melengkapi selebrasinya, Invex menghadirkan panggung Morefuntastic 4.5. Dengan bintang tamu : Tipe X, Morfem, Goodnight Electric, Perunggu, Soegi Bornean, Jumat Gombrong, Bravesboy, The Mayasona, Dabwok, Skandal, Srempet Gudal, The Melting Minds, Good Morning Everyone, dan Om Leo Berkaraoke feat Onadio Leonardo.
"Unity In Love diusung sebagai tema perhelatan tahun ini. Sebanyak 66 brand dari dalam dan luar negeri hadir sebagai exhibitors dengan berbagai aktivasi,"katanya.
Owner VapeOn Indonesia, Billy Julihandi mengungkapkan industri vape di DIY sangat berkembang. Dirintis sejak vape terus menunjukkan peningkatan. Bahkan Vape Expo di Yogyakarta yang dimulai dari tahun 2012 telah berubah menjadi ajang internasional sejak tahun 2017 hingga sekarang.
"Jogja memang banyak dilirik pemain internasional. Untuk sekarang saja ada sponsor dari China yang berpartisipasi selain dari regional lokal ASEAN," kata dia.
Menurutnya, Jogja masih menjadi pasar terbesar vape karena pasar utama produk ini ada di kota ini. Pasar utama yaitu generasi milenial yang masih di usia di bawah 30 tahun memang banyak ditemukan di Jogja.
Banyaknya pelajar dan mahasiswa serta eksekutif muda di wilayah ini menjadikan perkembangan Vape di Jogja sangat menggembirakan. Bahkan di tanah air, kontribusi cukai dari industri ini juga sudah cukup besar. Di mana mencapai triliunan rupiah.
Tak hanya itu, Jogja yang sekarang dikenal sebagai destinasi wisata terbesar di Pulau Jawa juga menjadikan wilayah ini sebagai pasar potensial Vape. Jogja tak hanya dilirik brand internasional, brand lokal sendiri juga berupaya menjaring konsumen di Kota Istimewa ini.
"Banyak tumbuh brand-brand lokal yang otomatis mampu menjadi salah satu penopang perekonomian tanah air," ujarnya.
Dia mengakui jika saat ini penyumbang cukai Vape teebesar pertama dan kedua memang masih dikuasai oleh brand besar, namun penyumbang cukai ketiga atau keempat dan seterusnya disokong oleh brand-brand lokal. Di mana brand lokal sendiri mampu menyokong cukai sekitar Rp900 miliar.
Cukup banyak pemain vape saat ini, bahkan dia mencatat setidaknya ada 8.000 toko yang menyediakan device (alat) dan liquid (cairan) vape. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang sangat menggembirakan.
"Berapa banyak cukai yang disumbang ke negara, terus berapa banyak tenaga kerja yang terserap. Itu semua menunjukkan industri Vape memang patut diberi tempat," ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait