GUNUNGKIDUL, iNews.id - Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut baru 25 persen usaha pariwisata di Indonesia yang mengantongi sertifikat standarisasi usaha. Kementerian terus melakukan pendampingan dan pembinaan teknis bagi pelaku usaha.
“Dari sekitar 128.000 unit usaha, yang terstandarisasi belum ada 25 persennya," kata Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf, Oni Yulian di sela Bimbingan Teknis Penerapan Standar Usaha Restoran Berbasis Risiko Di Kawasan Geopark Gunung Sewu, Gunungkidul, Rabu (10/8/2022).
Menurutnya, dalam dunia pariwisata banyak memunculkan usaha wisata. Mulai dari jasa transportasi, akomodasi, souvenir, kesenian dan rumah makan. Namun, banyak pelaku usaha ini yang belum memahami standar dan sertifikasi usaha.
Kementerian terus mendorong kalangan pengusaha sektor pariwisata untuk melakukan standarisasi dan sertifikasi usaha mereka. Caranya dengan melakukan bimbingan teknis dan pendampingan untuk menggapai standarisasi sdan juga sertifikasi tersebut.
“Harapannya akan semakin banyak pengusaha pariwisata yang memahami standarisasi tersebut,” katanya.
Nglanggeran dipilih karena Kementerian sedang giat mendorong kemajuan 5 destinasi super prioritas Danau Toba, Borobudur, Mandalika Labuhan Bajo. Indonesia juga ada Global Unesco Geopark Gunungsewu.
“Di Gunung Sewu ini kami menargetkan sekitar 40 sampai 50 usaha yang paham dan berkomitmen untuk mematuhi standar usaha pariwsiata," ujarnya.
Kementerian juga akan memberikan kemudahan bagi mereka yang bersedia untuk mengikuti dan menaati standarisasi tersebut. Kemudahan dalam pendaftaran usahanya untuk mendapatkan nomor induk berusaha (NIB). Selain itu juga ada insentif berupa peralatan-peralatan kepada pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
Owner Restoran Omah Dhuwur, Irsyam Sigit Wibowo menuturkan, bimbingan teknis ini sangat penting. Saat ini masa pandemi Covid-19 sudah hampir selesai, standarisasi tentang CHSE dan standarisasi restoran cukup dibutuhkan.
"Karena standarisasi itu penting supaya tamu yang datang itu aman dan nyaman. Kebetulan tamu-tamu kami kebanyakan dari luar negeri," ujarnya.
Tamu asing kata dia, sangat detil memperhatikan tentang kesehatan, kemudian protokol kesehatan. Selama ini pihaknya berusaha memenuhi syarat tersebut.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait