YOGYAKARTA, iNews.id – Penyebaran radikalisme kini semakin bervariasi. Tidak hanya melalui diskusi dan pertemuan langsung tapi sudah melalui website atau media sosial (medsos). Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta mahasiswa lebih peka dan tidak terjebak dalam paham radikal.
“Sekarang sudah muncul fenomena lone wolf atau aksi tunggal bom bunuh diri hanya karena mengikuti paham lewat website atau medsos,” kata Komjen Pol Suhardi Alius, Kepala BNPT dalam kuliah perdana mahasiswa pascasarjana di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (25/9/2018).
Di hadapan 3.464 mahasiswa baru, Suhardi mengajak untuk lebih paham bahaya radikalisme. Dia menjelaskan jika menemukan ada mentor atau kawan yang tidak benar, mahasiswa segera laporkan kepada dosen, dekan ataupun rektor.
Menurutnya, radikalisme sudah menjalar di berbagai lini pendidikan. Mulai dari anak usia dini sampai dengan ke jenjang perguruan tinggi. “Ada anak PAUD yang tidak mau diajak orang tua ke mall karena menganggap orang lain itu kafir,” ujarnya.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, sebagai universitas nasional pertama setelah kemerdekaan, memiliki dua garis perjuangan yakni bekerja untuk kemanusiaan dan berjuang untuk pembangunan nasional.
Selama menempuh pendidikan di kampus UGM, mahasiswa pascasarjana dituntut untuk bisa menghasilkan produk inovatif selama melaksanakan kegiatan riset. Namun, mahasiswa juga mampu menjaga sikap toleransi dan menghargai keragaman.
Upacara penyambutan mahasiswa baru, ditandai dengan pemakaian jas almamter oleh rektor kepada empat orang perwakilan mahasiswa pascasarjana. “Saya yakin, dua atau empat tahun lagi setelah lulus, kemanapun Anda pergi, UGM tetap selalu di hati saudara,” katanya.
Editor : Muhammad Saiful Hadi
Artikel Terkait