GUNUNGKIDUL, iNews.id - Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengaku tidak kaget dengan peristiwa munculnya kembali kasus penyebaran penyakit antraks. Dia hanya menyesalkan kasus penyakit yang bersumber dari hewan ini kembali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Sunaryanta mengatakan, kasus antraks sudah pernah muncul dalam setahun dan 2 tahun yang lalu. Penyebabnya karena warga nekat mengonsumsi hewan yang sakit atau sudah mati. Untuk kasus dugaan antraks kali ini, penyebabnya juga karena hal yang sama.
"Kami sudah berkali-kali mengimbau ke warga untuk tidak konsumsi daging hewan yang sudah sakit atau mati," ujarnya, Jumat (8/3/2024).
Dia sudah memerintahkan dinas kesehatan (dinkes) untuk segera melakukan antisipasi agar tidak terjadi penyebaran yang lebih luas. Di samping itu dia juga meminta kepada dinkes segera bertindak sesuai prosedur.
Bagi peternak yang hewan ternaknya mati karena antraks, sebenarnya pemerintah pernah menggagas bakal memberikan kompensasi. Namun karena keterbatasan anggaran, program tersebut urung dilaksanakan.
"Ya kita pernah menggagas memberi kompensasi terhadap peternak yang hewannya mati. Tapi belum bisa kita laksakan," ucapnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya warga yang suspek antraks Kamis (7/3/2024) siang menjelang sore. Mereka mendapat informasi dari Dinkes Sleman yang menyebut ada satu warga Gunungkidul dirawat di RSUD Prambanan suspect anthraks.
"Itu kan dirawat di RSUD Prambanan Sleman. Jadi Dinkes Sleman melapor ke kita," ujarnya.
Setelah mendapat berita tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Mereka kemudian turun bersama-sama turun ke lapangan untuk melakukan surveilans berkaitan dengan dugaan antraks ini.
Dia mendengar jika Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah turun untuk survei kondisi hewan. Pihaknya juga bakal pergi ke rumah sakit tempat warganya dirawat untuk memastikan kondisi kesehatannya. Pihaknya juga bakal melakukan surveilans untuk memastikan apakah penyebab sakit karena antraks atau bukan.
"Gejalanya memang mirip antraks tapi kita masih belum mendapat rincian riwayatnya seperti apa. Kan baru kemarin sore dapat infonya," ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait