SLEMAN, iNews.id - Bupati Sleman Kustini Sri Purtnomo mengaku prihatin dengan adanya dua mayat bayi perempuan yang dibuang di Sungai Buntung, Jogotirto, Kapanewon Berbah. Penemuan dua mayat ini menjadi salah satu akibat adanya seks bebas.
"Sebagai seorang perempuan dan ibu, saya merasa miris juga sedih dengan kejadian itu. Bayi yang sudah dibiarkan hidup dalam kandung selama 9 bulan tapi begitu lahir dibuang hingga meninggal seperti itu. Ini sangat tidak masuk akal, bukan tindakan yang manusiawi lagi," kata Kustini.
Kustini mengaku khawatir dengan adanya penurunan moral masyarakat. Hal ini menjadikan marak seks bebas yang akhirnya memicu pembuangan bayi di Sleman.
Sebenarnya Pemkab Sleman melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) telah memiliki berbagai program dan sosialisasi serta edukasi mengenai bahaya seks bebas, pernikahan dini, sadar gender dan permasalahan lain.
"Kebijakan dan program yang berkaitan dengan perempuan dan anak selalu kami upayakan. Kami punya psikolog, pendampingan hukum, sosialisasi ke sekolah, door to door juga terus menerus kita lakukan," kata Kustini.
Selama ini, ketika ada kejadian bayi dibuang juga selalu dirawat. Pemkab Sleman selalu berperan maksimal untuk melindungi hak anak untuk hidup.
"Sleman adalah kabupaten layak anak, ramah anak. Saya harap warga Sleman untuk selalu melindungi anak-anak yang lahir, karena anak yang lahir harus dilindungi," pungkas Kustini.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait