SLEMAN, iNews.id – Erupsi Gunung Merapi akan berdampak terhadap vegetasi tanaman di lereng Merapi. Butuh waktu sampai 25 tahun untuk mengembalikan hutan primer yang rusak.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Pujiati, mengatakan erupsi Merapi pada 2010 telah berdampak signifikan terhadap vegetasi tanaman yang ada. Saat itu kerusakan banyak terjadi di wilayah Cangkringan. Sedangkan kerusakan yang diakibatkan erupsi yang terjadi saat ini masih dalam pemantauan.
“Butuh proses yang panjang untuk mengembalikan vegetasi dari tumbuhnya semak belukar untuk membuka pertumbuhan vegetasi lainnya,” katanya, Minggu (7/2/2021).
Pujiati mengatakan, biasanya setahun atau dua tahun, semak belukar akan terbentuk dan pioner vegetasi mulai muncul. Agar bisa menutupi areal yang terbakar akibat awan panas butuh sampai dengan enam tahun. Barulah ketika memasuki tahu ke-10 hutan sekunder akan terbentuk.
“Butuh 25 tahun dari erupsi untuk bisa menjadi hutan primer, itupun kalau tidak ada gangguan lagi,” katanya.
TNGM, kata dia, terus melakukan upaya penanaman di area bekas erupsi. Hal itu telah dilakukan pada 2011 silam untuk mempercepat proses perbaikan. Selain itu juga dilakukan pengayaan tanaman.
Sedangkan untuk tahun ini, TNGM belum bisa melihat dampak yang ditimbulkan. Nantinya mereka akan menerbangkan drone untuk melihat kondisi kerusakan di lereng merapi, khususnya di sisi barat.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait