BANTUL, iNews.id - Calon presiden yang diusung Partai Perindo, Ganjar Pranowo kembali bertemu seniman DIY, di kediaman Butet Kartaredjasa di Padepokan Bagong Kussudiardja, Kasihan, Bantul, Senin (16/10/2023) malam. Ini merupakan pertemuan kedua, karena beberapa bulan lalu mereka juga bertemu di tempat ini.
Ganjar tiba di rumah Butet sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu Ganjar datang dari Jawa Timur. Mengenakan kaus putih yang dibalut jaket jeans warna biru, Ganjar disambut Butet Kartaredjasa.
Mereka kemudian berkumpul di ruang tengah kediaman Butet Kartaredjasa ini. Sejumlah seniman ikut dalam pertemuan ini, di antaranya Slamet Rahardjo, Ndarboy Genk, Marwoto Kawer, Sri Khrisna 'Encik', Soesilo 'Den Baguse Ngarso' Nugroho dan juga Wakil Rektor UGM Arie Sujito.
Mereka kemudian nampak makan malam menikmati masakan yang disediakan istri Butet Kartaredjasa. Sembari berseloroh, Butet mengaku kedatangan Ganjar ini merupakan perayaan kembalinya Ganjar ke rumah tersebut.
"Ini perayaan kunjungan beliau. Tahun lalu waktunya sama beliau datang ke sini. Kok bisa pas ya. Semesta memang mendukung," tutur Butet.
Butet mengaku pertemuan Ganjar di rumahnya hanya dipenuhi obrolan ringan. Tidak ada pembicaraan yang terlalu serius dalam pertemuan ini.
Butet mengatakan pertemuannya dengan Ganjar kali ini tak ada kaitannya dengan hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres.
"Seperti biasa to mas, nek ngene yo mung gojek kere. Bukan syukuran soal hasil Mahkamah Konstitusi juga ndak, tapi bisa diyakini justru hasil Mahkamah Konstitusi itu Insya allah menjadi jalan untuk meluncurnya Mas Ganjar," ujar Butet.
Butet mengatakan, kursi yang diduduki Ganjar Pranowo kali ini juga diduduki Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Sepekan lalu, Mahfud juga berkunjung di kediaman Butet.
"Di kursi Mas Ganjar ini, seminggu lalu duduk di sini (Mahfud) itu bisa mendampingi mas Ganjar," kata dia.
Sementara itu, Ganjar mengatakan, kunjungannya kali ini karena kangen semata dan ingin ngobrol santai dengan para seniman yang sudah dikenal sejak kuliah di UGM dulu. Dia datang karena ingin menumpahkan semua pikiran dan perasaannya.
"Saya itu kalau kangen dan pengen ngobrol ya ke sini. Bisa nyek-nyekan (saling ejek), menumpahkan semua apa pikiran perasaan bertemu dengan teman-teman ya di Jogja ini," tutur dia.
"Di tempat Mas Butet tempat paling asoi untuk kita bicara apapun di sini. Istilahnya apa ya mas gojek kere. Hilanglah sekat-sekat, hilanglah pangkat jabatan kita berkumpul di sini," katanya.
Meski kesannya hanya guyon, kata Ganjar, pertemuan ini substansinya dalam. Karena biasanya banyak perumpamaan dikeluarkan. Makna konotatif juga keluar dan itu biasanya perasaan.
"Kalau orang disindir dengan perasaan. Tidak bisa kalau gayanya mas Butet misuh-misuh, kalau saya ndak," kata Ganjar.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait