YOGYAKARTA, iNews.id – Indonesia kembali menambah daftar panjang kekayaan hayatinya. Seorang dosen dan peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Donan Satria Yudha bersama tim kolaborator BRIN menemukan spesies baru kadal buta tak bertungkai dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Spesies ini diberi nama Dibamus oetamai dan sudah resmi dipublikasikan dalam Journal of Asian Biodiversity Taprobanica April 2025. Kehadiran satwa unik ini sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga hutan tropis yang menjadi rumah utama bagi satwa endemik.
Donan bercerita, penemuan ini bermula dari keikutsertaannya dalam Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 yang diprakarsai Kopassus TNI AD. Saat itu, seorang mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang ikut ekspedisi tanpa sengaja menemukan spesimen kadal tak bertungkai saat mencangkul tanah.
Sampel kemudian dikirim ke Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM dan diteliti lebih lanjut. Proses identifikasi melibatkan Awal Riyanto, ahli herpetologi dari LIPI (kini BRIN) serta mahasiswa bimbingan Donan, Maximilianus Dwi Prasetyo yang menjadikannya sebagai skripsi.
“Akhirnya teridentifikasi sebagai spesies baru dan diterbitkan dalam jurnal tersebut,” ujar Donan dikutip dari laman UGM, Kamis (13/9/2025).
Kadal buta ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis Dibamus lain. Perbedaan utama terlihat pada bagian kepala, seperti ketiadaan sutura (garis) di rostral serta susunan sisik yang berbeda.
“Sisik bagian frontalnya lebih besar dari frontonasal, sisik interparietal lebih kecil, sisik nuchal 4-6 buah, sisik postocular dua buah, sisik supralabial satu buah, dan masih ada lagi perbedaan lain di badan serta ekornya,” katanya.
Meski menjadi temuan penting, keberadaan Dibamus oetamai sangat terbatas. Spesies ini hanya ditemukan di hutan lindung Kakenauwe dan Lambusango, Pulau Buton, pada ketinggian di bawah 400 mdpl. Satwa ini hidup di hutan hujan musiman dengan serasah tebal.
“Jadi kemungkinan besar kelestarian spesies ini terancam di masa depan karena hidupnya sangat bergantung pada keberadaan hutan,” ujar Donan.
Donan menegaskan, temuan ini membuktikan masih banyak spesies baru di kawasan hutan Indonesia. Dia berharap pemerintah menjaga kawasan hutan dan tidak membuka lahan secara sembarangan.
“Jika memungkinkan, saya ingin memberikan masukan kepada Pemerintah untuk tidak membuka hutan atau mengubah hutan sebagai tempat aktivitas manusia, karena masih banyak spesies baru di dalam area berhutan, terutama di pulau-pulau seperti Pulau Buton,” ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait