Nama Kabupaten Bantul tidak lepas dari sejarah dan perjuangan di masa lalu baik Pangeran Diponegoro atau Kisah Panembahan Senopati. (Foto: doc/Pemkab Bantul)

YOGYAKARTA, iNews.id – Cerita rakyat Yogyakarta mengenai asal usul nama Kabupaten Bantul tidak akan terlepas dari beberapa cerita sejarah di masa lalu. Kabupaten Bantul menjadi tujuan wisata dengan destinasi utama Pantai Parangtritis. 

Kabupaten Bantul merupakan satu dari 5 kabupaten/kota yang ada di DIY yang terdiri atas Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunung Kidul. Meski menjadi tujuan wisata, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal usul nama dari Kabupaten Bantul ini. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan lengkap cerita rakyat Yogyakarta, asal usul nama Bantul.

Pada zaman penjajahan dahulu, Kabupaten Bantul dijadikan sebagai tempat bermukin para pahlawan dan para tokoh penting pejuang kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Pangeran Mangkubumi, Sultan Agung hingga Pangeran Diponegoro. Nama Bantul didapatkan dari kisah Ki Ageng Mangir Wanabaya dan kisah Panembahan Senopati

Dikisahkan dalam naskah Babad Tanah Jawa, Ki Ageng Mangir Wanabaya merupakan salah satu musuh dari Panembahan Senopati raja Kerajaan Mataram. Meskipun menjadi seorang musuh, namun Ki Ageng Mangir Wanabaya akan memperistri atau menikahi anak dari Panembahan Senopati yaitu Putri Pambayun.
 
Sebelum prosesi pernikahan berlangsung, Ki Ageng Mangir  melakukan perjalanan menuju ke wilayah Kotagede sebagai prosesi seserahan kepada Panembahan Senopati. Dalam perjalanan ini, barang seserahan yang dipikul para emban terlihat bergerak naik turun atau mentul mentul dalam bahasa Jawa. Dari kejadian itulah daerah yang dilewati oleh Ki Ageng Mangir diberi nama Bantul.

Berdirinya Kabupaten Bantul juga tidak secara instan begitu saja. Pembentukan Kabupaten Bantul terjadi pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro yang berjuang mengusir pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1825 hingga 1830.

Perang besar terjadi pada tanggal 20 Juli tahun 1825, ketika tentara Belanda datang ke daerah Tegalrejo untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Namun, upaya tersebut gagal dan tidak berhasil karena Pangeran Diponegoro sudah lebih dulu mengungsi atau melarikan diri ke daerah Selarong, Bantul. 

Pertempuran terus terjadi dan mulai sedikit mereda pasca tahun 1830. Setelah peperangan mulai mereda, pemerintah Belanda mulai membentuk sebuah komisi khusus yang menangani daerah Vorstenlanden atau daerah-daerah yang ada dibawah kekuasaan Monarki. Daerah tersebut meliputi daerah Surakarta, Mangkunegaran, Pakualaman dan Yogyakarta. 

Pada tanggal 26 dan 31 Maret 1831, pemerintah Belanda dan Kesultanan Yogyakarta akhirnya menandatangi kontrak perjanjian mengenai pembagian wilayah. Dalam kontrak tersebut, Kesultanan Yogyakarta dibagi menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Denggung, Kabupaten Bantulkarang dan Kabupaten Kalasan.

Pada tanggal 20 Juli 1831 untuk menindaklanjuti perjanjian tersebut, secara resmi Kabupaten Bantulkarang berubah dan ditetapkan sebagai Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul kemudian dipimpin seorang prajurit dari Kesultanan Yogyakarta yang bernama Raden Tumenggung Negoro sebagai bupati Bantul pertama. Dari peristiwa sejarah itulah, hari jadi Kabupaten Bantul diperingati setiap tanggal 20 Juli. 

Itulah tadi kisah atau cerita rakyat Yogyakarta, asal usul nama Bantul. Dari cerita tersebut ada makna atau pelajaran yang bisa kita ambil yaitu, tidak baik menyimpan dendam atau bermusuhan dengan orang lain. Siapa tau suatu saat kita akan butuh bantuan atau pertolongan dari orang tersebut.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network