KULONPROGO, iNews.id – Sebanyak 5.300 pekerja di Kabupaten Kulonprogo terdampak Covid-19. Perusahaan tempat mereka bekerja terpaksa melakukan pemutusan hubugan kerja (PHK), ataupun merumahkan pekerja dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
“Terdampak seluruhnya sekitar 5.300 pekerja, tetapi yang kena PHK ada 44,” tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana, Jumat (1/5/2020).
Para pekerja yang terdampak ini tidak hanya yang bekerja di Kulonprogo. Namun ada yang bekerja di Sleman, Yogyakarta hingga kota besar lain seperti Batam, Jakarta dan Bandung. Bahkan ada juga pekerja migran Indonesia (PMI) yang terpaksa pulang karena perusahaan tempat bekerja terdampak Covid-19.
Dinas, kata dia, terus melakukan pendataan bagi para pekerja terdampak. Mereka akan diupayakan mendapatkan program jaring sosial. Sementara bagi perusahaan diharapkan tidak melakukan PHK atau merumahkan.
“Kita ada sekitar 300-an paket dari serikat pekerja, yang akan dibagikan kepada buruh, marbot masjid dan guru paud,” ucap pria yang menjabat Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kulonprogo ini.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Taufiq Rico mengatakan Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) diisi dengan kegiatan sosial. Yakni membagikan ratusan paket sembako dan masker kepada buruh dan masyarakat.
“Kita bagikan 483 paket sembako dan 2.920 masker kita serahkan kepada BPBD (Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) untuk warga terdampak covid-19,” katanya.
Mengusung tema “Dari buruh, oleh buruh untuk buruh”, kata Rico, para buruh ingin terlibat dalam penanganan Covid-19. Meskipun banyak buruh yang terpaksa dirumahkan atau di PHK lantaran perusahaannya tidak bisa produksi. Bahkan banyak buruh terpaksa alih profesi untuk bertahan hidup.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait