Langkah PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres di Hari Raya Idul Fitri ini dinilai sebagai langkah tepat. (Foto : Antara)

YOGYAKARTA, iNews.id - PDIP akhirnya mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dalam konstetasi tahun 2024 mendatang. Deklarasi yang dilakukan di Hari Raya Idul Fitri ini dinilai sebagai langkah yang tepat dan di saat yang tepat.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Zully Qodir. Dia menilai momentum PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo saat ini adalah sebuah strategi yang jitu. Karena saat ini adalah momentum hari raya Lebaran yang memiliki makna cukup mendalam. Seperti diketahui jika mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, Ganjar Pranowo adalah muslim dan Megawati juga muslim.

"Menjadi rasional jika selama ini orang menganggap PDIP itu partai orang abangan orang-orang yang tidak santri ternyata justru mendeklarasikan capresnya saat Idulfitri waluapun ada dua hari raya Idulfitri," ujarnya Jumat (21/4/2023)..

Ini adalah momentum akhir bulan Ramadhan untuk kalangan Nahdhatul Ulama dan Hari Raya Idulfitri pertama bagi Muhammadiyah. Menurut Zully, tudingan jika Ganjar Pranowo menjadi calon dari partai anti-Islam adalah tidak benar karena jelas-jelas Ganjar adalah seorang muslim bahkan istrinya dekat dengan Muhammadiyah dan Ganjar sendiri dikenal dekat dengan kalangan NU. "Itu momentum ke-Islaman yang luar biasa," ujar dia.

Awalnya Zully menduga jika PDIP akan mendeklarasikan capresnya pada saat peringatan hari Buruh 1 Mei, kemudian hari Pendidikan Nasional 2 Mei ataupun hari Kebangkitan Nasional tanggal 21 Mei atau 1 Juni di hari Pancasila atau bahkan tanggal 17 Agustus saat hari Kemerdekaan RI. 

"Tapi justru PDIP dengan cerdik memanfaatkan memontum hari raya IDul fitri sebagai waktu yang tepat untuk mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres," ujarnya. 

Zully menyebut  dipilihnya Ganjar Pranowo merupakan pilihan paling realistis yang dilakukan oleh PDIP. Karena bagaimanapun dalam hal pencapresan seseorang melihat beberapa fakta di lapangan. 

Fakta lapangan yang pertama adalah bagaimana survei internal PDIP ataupun eksternal seperti beberapa lembaga survei selalu menempatkan Ganjar Pranowo pada posisi teratas dari semua calon yang berada dari latar belakang PDIP. "Selama ini ganjar Pranowo selalu posisinya di atas calon yang lain,"tutur dia.

Kemudian Ganjar memiliki track record yang bagus meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki karena memang ada kekurangan. Tetapi Ganjar Pranowo memilik track record yang bagus di Jawa Tengah di DPR RI ataupun di DPP itu sendiri.

Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI kemudian menjadi gubernur 2 periode dengan perolehan suara  lebih dari 80 persen di Jawa Tengah. Dan fakta yang ketiga adalah beberapa simpatisan para pengurus kemudian para pendukung PDIP di tingkat arus bawah sebetulnya memang tinggal menunggu keputusan bahwa Ganjar saat ini adalah salah satu kader paling valueble dan visibel yang diandalkan PDIP untuk meneruskan apa yang dilakukan oleh Jokowi.

"Tiga faktor tersebut yang membuat Megawati untuk mengambil keputusan sendiri berbeda dengan  pilihan sebagian para pengikut PDIP yang bukan jajaran struktural PDIP," kata dia.

Menurutnya, dengan deklarasi ini maka peta politik sebenarnya sudah bisa ditebak karena PDIP adalah partai tertinggi di dalam pemilu 2019 dengan perolehan suara 23 persen bagaimanapun di tingkat arus bawah tingkat nasional bahwa dia masih memiliki pengaruh cukup besar terutama di beberapa provinsi.

"Jawa Timur, Jawa Tengah Kecuali Jawa Barat, kemudian Bali Yogyakarta, Medan Manado dan sebagian DKI Jakarta karena hanya beberapa kabupaten yang tidak dikuasai PDIP. Jawa Barat dianggap sebagai rakyat biasa. Secara nasional PDIP sebagai partai politik yang sangat kuat," ujarnya.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network