YOGYAKARTA, iNews.id - Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Mabes Polri mendirikan asrama untuk para hafiz di Yayasan Bumi Damai Kotagede Yogyakarta. Setidaknya ada 190 anak yatim piatu, kaum dhuafa dan anak-anak yang orang tuanya bermasalah dengan hukum berada di yayasan ini.
Yayasan Bumi Damai diasuh anggota Polisi Jalan Raya (PJR) Polda DIY, Ipda Ali Nur Suwandhi. Selain mendapatkan ilmu agama, para anak yatim piatu ini juga belajar di sekolah umum sama seperti anak-anak lainnya.
Dari 190 anak, 15 di antaranya merupakan anak-anak eks narapidana terorisme dan anak-anak napiter. Bahkan ada istri napiter dan eks napiter yang juga ada di yayasan tersebut.
Komandan Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom mengatakan, peletakan batu pertama itu hanyalah membangun secara fisik. Sejatinya bangunan tersebut untuk membantu Ipda Ali yang ingin merawat anak-anak yatim dan anak-anak yang orang tuanya bermasalah.
“Polri selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada napiter maupun eks napiter ini dari sisi yang berbeda. Karena anak-anak ini juga menjadi korban," tuturnya, saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah Hafiz, Minggu (5/2/2023).
Asrama ini terletak di Padukuhan Mutihan, Kalurahan Banguntapan, Kapanewon Banguntapan Bantul. Gedung ini akan dibangun 3 lantai dan berukuran 100 meter persegi yang akan menampung 60 anak.
Seorang narapidana napiter secara tidak langsung mengakibatkan keluarganya terlantar. Kehidupan mereka terbengkalai atau terganggu, sehingga salah satu cara menyelesaikan masalah dengan merangkul dan mengarahkan supaya tidak lagi menjadi korban berikutnya.
“Polri tidak ingin keluarga eks napiter ataupun napiter menjadi korban kehidupan sosial yang timbul akibat dari proses penangkapannya orang tuanya,” ujarnya.
Keberadaan rumah singgah ini diharapkan bisa membawa anak-anak pada ajaran-ajaran moral agama yang lebih lembut, humanis dan lebih mencintai negara dan agama. Membina mereka sejak kecil akan memberikan pondasi yang kuat agar cinta terhadap sesama manusia, negara dan agamanya.
Sementara iu, Ipda Ali Nur Suwandi para anak dan istri eks napiter mendapatkan pendidikan yang sifatnya nasionalis serta ajaran agama yang lurus. Harapannya mereka nanti bisa hidup berdampingan dengan masyarakat serta mencintai tanah air dan bangsa.
"Sekarang kami memiliki tujuh gedung, dan baru dua milik sendiri selebihnya mengontrak,” ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait