SLEMAN, iNews.id - Dinas Kesehatan DIY menyebut kasus kekerasan pada peremouan dan anak di wilayah ini masih tinggi. Pada semester pertama 2022, tercatat sebanyak 654 kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak di provinsi ini.
Kepala Dinas Kesehatan DIY drg Pembayun Setyaningastutie menyebut tingginya angka tersebut menjadi salah satu latar belakang lahirnya Unit Pelayanan Trauma Healing dan Visum Et Repertum RSJ Grhasia.
Menurut drg Pembayun dengan adanya fasilitas tersebut dapat menjadi penanganan yang tepat bagi para perempuan maupun anak-anak yang menjadi korban kekerasan.
"Unit Pelayanan Trauma Healing dan Visum Et Repertum dibangun agar Rumah Sakit Jiwa Grhasia memberikan pelayanan trauma healing bagi korban kekerasan khususnya perempuan dan anak dengan memenuhi standar profesi dan standar prosedur operasional," katanya saat peresmian Unit Pelayanan Trauma Healing dan Visum Et Repertum di RSJ Grhasia, Sleman, Rabu (22/2/2023).
Pembayun Setyaningastutie menyebut, dengan gedung baru ini, diharapkan dapat diberikan oleh Rumah Sakit Jiwa Grhasia dengan pelayanan yang berkualitas bermutu dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
Sementara itu Direktur RSJ Grhasia Akhmad Akhadi mengatakan gedung Unit Pelayanan Trauma Healing dan Visum Et Repertum telah di lengkapi dengan beberapa fasilitas lengkap. Mulai dari ruang perawatan masa krisis, ruang observasi anak, ruang terapi keluarga, ruang dokter, ruang psikolog, hingga ruang observasi visum et repertum.
"Harapannya Rumah Sakit Jiwa Grhasia ini dapat berperan lebih besar pada penanggulangan korban kekerasan, sehingga korban hanya berhenti pada peristiwa kekerasan saja, tidak sampai menimbulkan post trauma stress disorder dan tidak mengakibatkan gangguan jiwa yang lebih," ujarnya.
Gedung Unit Pelayanan Trauma Healing dan Visum Et Repertum yang diberi nama Pringgodani itu bertempat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia dan diresmikan Gubernur DIY.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait