Sandiaga Uno saat berkunjung ke Gunungkidul, Minggu (4/6/2023). (Foto : iNews.id/erfan erlin)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Sandiaga Uno dikabarkan tengah 'dekat' dengan dua partai politik, PPP dan PKS. Sandi mengaku menunggu sikap dan keputusan dari kedua partai politik tersebut terkait langkah ke depannya.

Ditemui saat berkunjung ke Gunungkidul, Minggu (4/6/2023), Sandiaga Uno mengaku saat ini dirinya  hanya menyiapkan diri jika nanti dipilih oleh partai politik.  "Saya hanya mempersiapkan diri. Terkait wapres ataupun jabatan eksekutif lainnya, itu adalah hak  parpol," ujar Sandiaga.

Saat ditanya apakah dirinya hanya menunggu atau proaktif mendekat ke Parpol, Sandi menyatakan dirinya akan tetap menjelaskan kepada pimpinan parpol apa yang menjadi harapan dan pemikirannya tentang bangsa ini ke depan.

"Saya hanya menyampaikan harapan dan pemikiran, namun keputusan itu tidak boleh cawe-cawe karena itu hak prerogratif dari partai politik,"ucap Menparekraf ini.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan proses kontestasi demokrasi ini sekarang semakin dekat. Karena tinggal 250 hari lagi menjelang pemilihan umum yang bakal dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024 mendatang. 

Oleh karena itu semua pihak harus membantu mensosialisasikan bahwa tahapan-tahapan ini adalah kesempatan dari seluruh elemen masyarakat untuk menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan. 

"Dan pembicaraan saya dengan partai politik baik itu PPP dan PKS adalah dalam rangka bagaimana  bangsa ini menyongsong Indonesia maju. Kita harus siap, karena ruang kita untuk menyongsong Indonesia maju ini hanya sekitar 15 tahun," ucapnya. 

Menurut Sandi, bonus demografi Indonesia itu hanya 15 tahun dan setiap negara hanya memiliki kesempatan bonus demografi satu kali dan Indonesia tengah melewati. Bangsa Indonesia bisa maka luput memanfaatkan bonus demografi jika tidak kompak ataupun tidak bersatu padu.

Karena ketidakkompakan tersebut maka untuk impian menjadi Indonesia maju akan terkubur. Sandi menyebut hanya beberapa negara yang bisa menjadi negara maju dengan bonus demografi seperti Taiwan, Korea Selatan dan beberapa negara lain. 

Namun ada negara-negara lain yang gagal karena konstelasi daripada pemerintahan dan masyarakatnya tidak bersatu padu sehingga akhirnya peluang emas yang ada di depan yaitu bonus demografi menjadi bencana demograf.

"Maka kita harapkan proses politik kita menyepakati bagaimana melakukan percepatan pembangunan," tuturnya.

Sandi kembali menandaskan untuk memilih PPP atau PKS, memang belum sepenuhnya dia lakukan. tapi dengan PPP dia sudah memulai proses tahapan awal sementara dengan PKS dia juga sudah mencoba meyakinkannya berkaitan dengan pemikirannya akan percepatan pembangunan.

"Berkaitan dengan posisi wapres ataupun apapun di eksekutif itu merupakan hak prerogratif dari pimpinan partai politik.  Saya akan fokus berada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan kontribusi terbaik agar bangsa ini segera pulih dari pandemi dan masyarakat mendapat lapangan kerja, harga-harga bahan pokok terjangkau dan kesejahteraan masyarakat meningkat," ujarnya.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network