YOGYAKARTA, iNews.id - Relawan Jokowi dari Yogyakarta kecewa terhadap langkah Gibran Rakabuming Raka yang menerima pinangan bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subiyanto untuk menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres). Para relawan memasang sejumlah boneka pocong bertuliskan huruf penyusun nama Gibran.
Selain itu, mereka juga memasang keranda mati bertuliskan Jokowi. Pocong-pocong tersebut terpasang di tengah Jalan Laksda Adisutjipto.
Ada dua lokasi menjadi pemasangan boneka pocong tersebut, di antaranya di Pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dan batas kota, tepatnya di depan Rumah Sakit (RS0 Siloam.
Selain diikat pada pohon perindang di median jalan, boneka pocong itu juga diikatkan pada bendera Partai Golkar yang sebelumnya juga sudah terikat. Boneka-boneka pocong tersebut nampak mengundang perhatian warga sekitar, pengguna jalan dan sejumlah wisatawan.
"Itu terpasang sejak tadi pagi,"kata Vera salah seorang pemilik toko di wilayah tersebut, Senin (23/10/2023).
Terpisah, Koordinator Jogja Melawak, Yogi Prasetyo menuturkan pemasangan pocong Gibran juga keranda Jokowi ini dilakukan oleh relawan yang awalnya mendukung Jokowi. Relawan-relawan tersebut kini sudah merubah nama menjadi relawan Jogja Melawak.
Relawan ini terbentuk karena Presiden Jokowi telah membuat lawakan. Mereka beranggapan jika presiden Jokowi melawak dengan caranya sendiri maka relawan yang dulu mendukung Jokowi ini juga bisa melawak dengan cara mereka.
"Bagi kita jadi kita hanya akan melawak saja. Jokowi melawak dengan caranya kita sebagai rakyat juga melawak saja. Ini lawakan kita," katanya.
Relawan yang awalnya mendukung Jokowi ini kecewa dengan langkah Gibran yang kini menjadi Cawapres Prabowo Subiyanto yang diusung oleh partai yang membesarkan Gibran. Meski mengklaim bukan dari PDIP namun langkah Gibran tersebut adalah sebuah penghianatan.
Yogi menyampaikan, sengaja memasang pocong simbol Gibran itu sebagai simbol matinya Gibran bagi para relawan Jokowi. Awalnya, kata dia para pendukung Jokowi berharap Presiden bersama keluarganya bakal mendukung Ganjar-Mahfud MD yang berasal dari partai yang sama.
Bagi relawan-relawan Ganjar yang dulunya mendukung Jokowi tersebut, mereka akhirnya berpikir jika Gibran menjadi kompetitor yang berat di hari ini. Sehingga para relawan memutuskan untuk meninggalkan Jokowi dan Gibran untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Kita tinggalkan Gibran, kita pocong, kita kubur dan sekarang kita menatap piye carane memenangkan Ganjar Mahfud satu putaran," ucapnya.
Mereka kecewa terhadap Gibran karena sebenarnya Gibran saat ini masih menjadi kader PDIP tetapi ternyata bersedia dicalonkan menjadi cawapres dari Partai Golkar yang notabene itu baru satu hari datang di Rapimnas kemudian langsung menjadi cawapres.
Aksi tersebut dilakukan secara spontan dan tidak terencana. Aksi ini hanya meluapkan emosi mereka usai melihat reaksi Jokowi semalam yang menyatakan mendukung pencawapresan Gibran. Mereka menilai jika Jokowi dengan tidak langsung mendukung Gibran pindah partai dari PDIP ke Golkar.
"Itu kita kecewa banget. Kecuali dia sudah keluar dulu gak apa-apa," katanya.
Seharusnya, lanjut dia Gibran jangan pernah melupakan sejarah (jas merah). Di mana Gibran bisa menjadi walikota karena dukungan dari PDIP. Tidak seharusnya Gibran meninggalkan partai yang telah membesarkannya.
Aksi ini juga untuk menyinggung Jokowi karena telah memberikan restu kepada Gibran. Mereka juga memasang keranda mati Jokowi karena mereka menganggap hati nurani Presiden Jokowi yang sudah mati. Di mana Jokowi sudah tidak bersama mereka lagi.
"Jokowi sudah tidak bersama kami lagi walaupun sampai eaat ini belum jelas sikap Jokowi. Kami masih tegak lurus akan memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD," ucapnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait