Anggota DPD asal DIY Cholid Mahmud. (foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id - Sekitar 1.200 penyandang disabilitas usia sekolah yang ada di DIY tidak bisa merasakan bangku sekolah luar biasa (SLB). Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah SLB yang penyebarannya yang tidak merata. 

Anggota Komite III DPD asal DIY, Cholid Mahmud mengatakan, penyandang disabilitas perlu difasilitasi dan diarahkan ke arah pemberdayaan sehingga bisa mandiri. Tidak sedikit dari mereka justru berprestasi.

Kendala yang dihadapi saat ini, banyak di antara mereka tidak bisa sekolah karena terkendala jarak dan sebaran SLB yang tidak merata. Terlebih di Kulonprogo dan Gunungkidul jumlahnya sangat sedikit, padahal masing-masing kabupaten ini cukup luas wilayahnya.

"Karena jaraknya cukup jauh, orang tua tidak bisa mengantarkan anaknya ke SLB. Kalau mengantar ke sekolah, orang tua jadi tidak bekerja," kata Cholid Mahmud dalam rapat pengawasan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, Terkait Pemberdayaan dan Perlindungan Kelompok Disabilitas di Kantor DPD RI, Selasa (01/08/2023).

Mahmud mengatakan, dalam diskusi bersama stakeholder ini banyak mendapat masukan. Misalnya dari sisi fasilitas, masih banyak fasilitas umum yang belum ramah difabel. Seperti di Kota Yogyakarta, penyandang disabilitas kesulitan saat akan naik Trans Jogja yang terlalu tinggi. Begitu juga pengumuman di kereta api yang hanya lewat audio, tidak ada yang visual. 

“Penanganan disabilitas di DIY dinilai paling baik secara nasional. Pemda DIY sudah memiliki Perda sejak 2012 lalu sehingga realisasi penanganan lebih tertata dengan baik,” katanya.

Namun, pengawasan terhadap penanganan fasilitas disabilitas di DIY harus terus dilakukan. Pemerintah harus memberikan fasilitas yang layak terhadap difabel sehingga bisa menjalankan aktivitasnya terutama di ruang publik.
Penyandang disabilitas sebenarnya banyak memiliki potensi dan menghasilkan karya besar. Mereka perlu diberikan fasilitas dan pendampingan sesuai minat dan bakatnya. 

"Seperti Putri Ariani yang penyanyi itu, kan dia berprestasi bisa mengembangkan bakatnya dengan bernyanyi sampai ke tingkat internasional," ujarnya.

Sub Koordinator Bidang Kurikulum dan Pendidikan Khusus, Disdikpora DIY Suryanto mengungkapkan, banyak anak berkebutuhan khusus tidak bisa sekolah di SLB karena kendala jarak yang cukup jauh. Namun di sisi lain, ada juga orang tua yang belum berkenan untuk menyekolahkan anaknya di SLB karena faktor tertentu.

"Sekitar 1.200 anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah karena orang tua tidak bisa mengantar,”
katanya. 

Tercatat di seluruh DIY ada 5.073 anak berkebutuhan khusus yang sekolah di SLB. Sedangkan jumlah SLB di DIY ada 81 sekolah, 9 negeri selebihnya 71 swasta, serta 1.174 guru dan 197 orang tenaga pendidik.

"Secara umum operasional SLB lancar tapi terkendala kekurangan guru terutama seni dan olahraga," katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network