SLEMAN, iNews.id - Munculnya lubang besar yang menarik aliran air di bawah Bendungan Sambereembe di Sungai Kuning, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, diyakini sebagai dampak bangunan bendungan yang usianya sudah tua.
Aliran air di Sungai Kuning melalui lubang ini sempat viral di media sosial sehingga banyak menarik perhatian orang untuk datang.
“Sebenarnya ini (aliran air) muncul karena usia bendungan yang sudah tua,” kata pengamat perairan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman Wahyudi, Selasa (12/2/2019).
Bendungan atau Dam Samberembe dibangun antara tahun 1979. Usia konstruksi bangunan sudah lebih dari 38 tahun. Sedangkan proses rehabilitasi atau perawatan bendungan sampai saat ini belum pernah dilakukan. Padahal sarana ini sangat vital karena aliran airnya berhulu dari Merapi. “Idealnya memang harus direhabilitasi, karena usianya sudah cukup tua,” kata Wahyudi.
Dia menjelaskan, lubang dengan ukuran 4x4 meter yang muncul di dasar sungai itu, ditengarai dipicu hujan deras yang terjadi Jumat (8/2/2019) lalu. Volume air yang berat menjadikan lantai bangunan bendungan tidak kuat menahan air. Akibatnya lantai dasar bendungan ambles dengan kedalaman yang belum bisa dihitung. Sebab di bagian bawah masih terdapat lubang-lubang kecil yang mengarah sampai di hilir.
Mengantisipasi agar lubang tidak semakin lebar, kata dia, DPUPKP mengambil langkah tanggap darurat, sambil menunggu tindakan rehabilitasi dalam skala yang lebih besar. “Sudah dikerahkan dua alat berat backhoe untuk merekonstruksi tanggul darurat agar arus sungai tidak mengalir masuk ke dalam lubang,” ujar Wahyudi.
Kasubbag Tata Usaha UPT Pelayanan Sumber Daya Air Wilayah Tengah DPUPKP Sleman, Harjaka mengatakan, upaya sementara yang dilakukan dengan menutup lubang menggunakan batu dan dicor. Tujuan utamanya mengamankan struktur tiang jembatan dan bangunan mercu. Dikhawatirkan jika lubang tidak ditutup air akan menggerus pondasi bangunan.
Menurut Wahyudi, penutupan lubang ini diharapkan bisa menampung air yang bisa dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan. Di mana dari bendungan ini banyak dialirkan untuk mengaliri aliran persawahan di wilayah Kecamatan Ngemplak dan Kalasan. “Ini baru memasuki masa tanam pertama dan butuh air yang banyak,” kata Harjaka.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait