SLEMAN, iNews.id – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY menggandeng aparatur pemerintahan desa berikut Babinsa dan Babinkamtibmas dalam pencegahan terorisme.
Melalui rembuk aparatur pemerintahan kelurahan dan desa tentang literasi informasi “Saring sebelum Sharing” mereka diajak untuk lebih mencermati informasi agar bisa memberikan edukasi kepada masyarakat.
Ketua FKPT DIY, Muhtasyar Syamsudin mengatakan kemajuan teknologi telah membuat informasi secara cepat beredar di masyarakat. Apalagi dengan semakin banyaknya media sosial. Hanya saja tidak semua informasi yang ada itu bisa dipertanggungjawabkan.
“Informasi itu harus diolah dan disaring sebelum di-sharing, agar tidak menibulkan kebingungan di masyarakat,” kata Muhtasyar, Kamis (1/8/2019).
FKPT, kata dia, sengaja mendatangkan pegiat media yang juga pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY, Hudono dan juga praktisi Jurnalistik Senior Willy Pramudya. “Pengaruh informasi di media sosial begitu besar sehingga harus dipilah sesuai kebutuhan,” ucapnya.
Kepala Kesbangpol DIY, Agung Supriyono berharap melalui rembug ini, bisa menjadi titik awal penyelesaian potensi konflik dan deteksi serta pencegahan dini. UUD 45 sebagai hukum tertinggi di Indonesia harus menjadi dasar bagi setiap warga negara.
Kebebasan harus bertanggungjawab karena bisa cederai persatuan mengganggu hak asasi orang lain. “Mari kita perkuat bangsa ini dengan keanekaragaman yang ada,” katanya.
Belakangan ini, kata Agung, kerap muncul beberapa kejadian diskriminasi dan intoleransi. Pemerintah sebenarnya sudah membuat surat keputusan bersama terkait pendirian tempat ibadah sudah diatur di kabupaten/kota. Namun yang terjadi saat ini berbeda informasi yang ada.
“Kami minta babin dan kades mengawal informasi yang benar. Jangan sampai keluar kebijakan di bawah terjadi pergolakan,” ujarnya.
Deputi Bidang pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Ahadi Wijayanto mengatakan terorisme menjadi perhatian dunia. Selain merusak stabilitas negara, terorisme juga mengancam peradaban modern.
Yang terjadi saat ini, masyarakat belum siap menerima informasi yang benar dan salah. Banyak informasi yang beredar cepat tanpa dipahami terlebih dulu. “Hati-hati dan bijak di dunia maya. Sinergi aparat keamanan dan masyarakat sangat diperlukan dalam pencegahan,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait