BERLIN, iNews.id – Gagasan untuk memboikot KTT G20 jika Presiden Rusia Vladimir Putin hadir ditentang oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. menurutnya G20 tidak hanya penting bagi negara-negara maju, melainkan juga untuk negara-negara berkembang
Ursula von der Leyen meminta semua pihak hati-hati untuk menutup seluruh agenda G20.
“Kita harus berpikir sangat hati-hati untuk menutup seluruh (agenda) G20. Saya tidak menganjurkan itu. Saya pikir ini adalah badan (organisasi) yang terlalu penting,” kata von der Leyen kepada lembaga penyiaran Jerman, ZDF, di sela-sela KTT G7, Minggu (27/6/2022).
Dia menuturkan, anggota G20 dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk berbicara dengan Putin secara langsung. “Karenanya, dia (Putin) juga harus mengambil sikap,” ucap perempuan itu.
Von der Leyen menekankan, format G20 tidak hanya penting bagi negara-negara maju, melainkan juga untuk negara-negara berkembang. Karenanya, organisasi antarpemerintah itu menurut dia harus dipertahankan.
KTT G20 tahun ini akan diadakan di Bali, Indonesia, pada November.
Pada April lalu, Komisi Eropa mengatakan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya pengambil keputusan terkait masalah pengiriman undangan KTT GG20. Sebab, Indonesia saat ini memegang kepresidenan G20 sekaligus tuan rumah untuk pertemuan tersebut pada November.
Pada April lalu, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengancam akan memboikot sejumlah pertemuan G20 apabila delegasi Rusia hadir. Kepada anggota Komite Jasa Keuangan DPR AS, Rabu (6/4/2022), Yellen menegaskan Rusia harus dikeluarkan dari blok forum ekonomi dunia tersebut terkait invasi ke Ukraina sejak 24 Februari.
Yellen juga menegaskan, pemerintahan Presiden Joe Biden ingin mendorong Rusia keluar dari partisipasi aktif di lembaga-lembaga internasional utama, namun dia mengakui tidak mungkin mengeluarkan Rusia dari Dana Moneter Internasional (IMF) karena terikat aturannya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait