GUNUNGKIDUL, iNews.id - Jumlah penderita gangguan mental dari kalangan remaja di Gunungkidul mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Yakkum mendorong revitalisasi peran UKS di setiap sekolah.
Psikiater asal Gunungkidul, Ida Rohmawati menuturkan, kesehatan mental atau jiwa masih menjadi persoalan yang terkadang masih dikesampingkan. Padahal kesehatan mental menjadi aspek yang sangat penting di dalam kehidupan serba modern.
"Belakangan ini kami banyak mendengar kasus bunuh diri. Kasus ini tidak lepas dari kesehatan mental," ujar dia, pada sarasehan kesehatan jiwa di Gunungkidul, Selasa (10/10/2023).
Menurutnya, hanya Kabupaten Gunungkidulah yang memiliki peraturan bupati tentang pencegahan bunuh diri. Hal ini idak lepas dari tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul. Setiap tahun rata-rata ada 30 kasus.
Sedangkan data dari WHO setiap empat detik ada orang yang meninggal karena bunuh diri. Hal ini karena 10-15 persen masyarakat dunia mengalami depresi.
"Nah, angka kematian akibat bunuh diri ini justru lebih banyak dibanding dengan akibat perang," tutur dia.
Ida mengaku prihatin dengan hasil survei yang menyatakan remaja di Indonesia mengalami gangguan mental yang luar biasa. Saat ini gangguan kesehatan mental itu booming dan banyak yang tidak menyadarinya.
Satu dari 20 remaja di Indonesia mengalami gangguan kejiwaan. Berbagai persoalan yang dihadapi mengakibatkan gangguan kejiwaan pada remaja di Indonesia kian bertambah banyak.
"Pengaruh dari luar yang tanpa filter, kurangnya dukungan atau keluarga hingga tekanan dari sekolah memang memicu banyaknya remaja yang mengalami gangguan kejiwaan," ujarnya.
Manajer Project Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat Yakkum, Siswaningtyas Tri Nugraheni menambahkan, pihaknya intensif melakukan pendekatan ke sekolah di DIY. Mereka mendorong revitalisasi Unit Kesehatan Sekolah (UKS) tak sekadar untuk merawat kesehatan fisik semata, tetapi juga kesehatan jiwa.
"Kami intensif mengumpulkan guru-guru bimbingan konseling untuk berbagi pengalaman dan peningkatan kapasitas mereka. Kami sudah berpengalaman dan banyak menangani kasus gangguan kejiwaan," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait