Sejumlah pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Foto : Ist)

SLEMAN, iNews.id- Cuaca yang tak menentu membuat petani tembakau kelimpungan. Saat ini harga tembakau anjlok. Selain cuaca, kondisi ini diperparah dengan kebijakan yang dianggap tak berpihak kepada petani.

Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) DIY, Djuwari mengatakan saat ini harga tembakau dengan kualitas grade A (terjelek) dihargai Rp19. 000. Kemudian grade B Rp25.000 dan grade C di harga Rp47.000.

“Harusnya untuk grade C paling tidak laku di atas Rp70.000 perkilo. Bahkan, tembakau dengan grade F atau paling bagus, pernah mencatat rekor dengan harga di atas Rp250.000 perkilo. Kondisi ini hampir sama dengan 2017 silam yang mana tembakau grad A hanya laku Rp17.000 ,” kata Djuwari, kepada wartawan usai Munas IV APTI di Yogyakarta, 28-29 September 2021. 

Djuwari mengatakan, meski Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan soal  kemarau basah atau oleh masyarakat dikenal sebagai “salah mongso”  ini, mereka tidak menduga harga jual tembakau akan anjlok.

“Harga jual tembakau saat ini sangat jauh di bawah perkiran kami. Harapan kami masih bisa untung, namun kali ini para petani bukan untung, tapi merugi,” katanya.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh petani tambakau dari luar DIY. Tercatat sejumlah provinsi yang memiliki area tanam tembakau selain DIY ada Jateng, Jatim, Lampung, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, NTB dan Bali.

Hal yang sama juga diungkapan Siamin, petani tembakau dari Temanggung. Tahun ini harga tembakau di lereng Sindoro dan Sumbing juga jatuh. Padahal daun tembakau dari Temanggung kulitasnya sangat bagus. Tembakau dengan kualitas terbaik yang dipetik saat ini hanya laku dengan harga Rp45.000 per kilo. 

“Padahal menanam tembakau mencapai Rp40 juta per hektar. Satu hektar rata-rata panen satu ton,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Umum DPN APTI terpilih Soeseno menyebut selain faktor cuaca tekanan terhadap petani tembakau juga  dirasakan dari kebijakan pemerintah yang tidak kunjung berpihak ke petani.

Soeseno mengatakan kebijakan cukai rokok memperparah kondisi petani.  Cukai yang dikenakan terhadap rokok, akan langsung berdampak pada mata rantai tembakau sejak hulu sampai hilir.“Dampak kebijakan cukai pada akhirnya sampai ke petani,” kata Seno.

Persoalan cukai ini menjadi keluhan rutin para petani. “Setiap tahun kami menyampaikan protes dan meminta agar pemerintah lebih bijak dalam menentukan tarif cukai. Tahun ini kami menyampaikan hal serupa,” katanya. Suseno berharap pemerintah tidak gegabah menaikan cukai rokok tanpa memperhitungkan dampaknya ke petani.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network