YOGYAKARTA, iNews.id - Jagad maya di Kota Yogyakarta ramai membahas soal postingan gerakan membaca Al Quran di kawasan Malioboro. Video yang diunggah akun Twitter @irwan2yah memperlihatkan beberapa orang sedang membaca Al Quran di trotoar Malioboro.
“Katanya ini lagi gerakkan membaca Alquran di sepanjang Malioboro. Sy Muslim. Sy tdk anti baca Alquran. Tapi melihat fenomena ini jadi malu & knp tdk sekalian bawa Toa. Kita punya tempat ibadah bahkan ribuan disana knp tdk di dlm masjid & langgar itu enak di lihat adem tidak Riya” tulisnya dalam https://t.co/8Gavkdpkzk.
Narasi tersebut diteruskan lagi “Jika untuk Pamer atau unjuk kekuatan, maka jatuh pada Riya. Sebagai Syirik Kecil krn beribadah tdk utk Allah SWT”.
"Jika baca Yasin dan Tahlil berjamaah di Rumah di makam dan Masjid adalah Bid’ah, lalu apakah membaca Qur’an rame2 di Pusat Perbelanjaan adalah Sunnah?" https://t.co/tLwaaPJJ02
Postingan tersebut mendapat tanggapan dari warganet. @Ade Suparman mengomentari “Pamer keimanan sejatinya memperlihatkan kelemahan”.
Sedangkan @Evikusuma, mengomentari “bacanya keras2 gitu mas? Duuh..makin aneh aja sih. Kalau agama lain yg spt ini kira2 mereka marah nggak ya?”.
Tanggapan juga disampaikan akun @Yeremias3145 yang mengomentari “Virus pembodohan yg terus merasuk...jika terus dibiarkan akan rusak bangsa ini kedepan”.
Ketua Dewan Syuro Muhammad Jazir menanggapi gerakan membaca Al Quran di Malioboro tersebut. Menurutnya, jika hal tersebut bertujuan atau niatnya untuk ibadah maka gerakan tersebut adalah sesuatu yang bagus.
"Maos Al Quran menawi niatipun ibadah Inggih sae (membaca Al Quran jika niatnya ibadah adalah bagus)," ujar dia.
Menurutnya jika maksudnya baik dan memberi peringatan akan datang bulan Ramadan terus mengajak membaca Al Quran maka gerakan tersebut perlu digalakkan. Karena sejatinya gerakan membaca Al Quran adalah bagus.
Ia lantas berpesan di Yogyakarta adalah kota di mana berbudi luhur yang jadi pegangan. Sehingga ia meminta agar masyarakat jangan saling curiga. Lebih baik diterima semuanya harus disikapi dengan hati yang luas.
"Wonten Ngayogyakarta, nagari ingkang budi luhur dados cepengan, monggo kita sampun sujono, prayogi pun tampi sedaya kanthi manah ingkang longgar," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait