BANTUL, iNews.id - Banjir yang memicu meluapnya debit air di Sungai Progo, Bantul, Yogyakarta menyebabkan kerusakan parah pada groundsill Jembatan Srandakan sepanjang 160 meter. Derasnya arus air sungai juga mengakibatkan runtuhnya ratusan meter talud setinggi 10 meter di selatan jembatan tersebut.
Pantauan udara merekam kerusakan talud dan groundsill Jembatan Srandakan yang terletak di Kalurahan Trimurti, Srandakan, Bantul, setelah diterjang derasnya air sungai Progo yang meluap.
Kerusakan ini dinilai sangat membahayakan keberadaan Jembatan Srandakan yang memiliki panjang 531 meter. Apalagi, jembatan tersebut menjadi akses vital penghubung antara Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul.
Groundsill merupakan bangunan semacam dam yang dibuat melintang sungai untuk mengurangi kecepatan arus dan meningkatkan laju pengendapan sedimen di bagian hulu groundsill.
Selain itu, groundsill dibangun untuk mengamankan fondasi jembatan dari arus deras air yang bisa menggerus fondasi jembatan.
Menteri PUPR Dody Hanggodo bersama jajarannya, didampingi Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih langsung meninjau lokasi groundsill dan tanggul yang rusak.
Terkait kerusakan groundsill Jembatan Srandakan dan talud sungai ini, dia segera menerbitkan status tanggap darurat dan berharap perbaikan dapat segera dilakukan.
Kerusakan ini dinilai dapat berdampak terhadap keberadaan Jembatan Srandakan dan Jembatan Pandansimo yang berada di selatan Jembatan Srandakan.
"Akan diselesaikan secepat mungkin. Jika tidak segera diperbaiki, kondisi ini akan berdampak pada ribuan hektare lahan pertanian yang ada di Bantul," ujar Abdul Haim di lokasi.
Sementara itu, Menteri PUPR Dody Hanggodo segera memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya perbaikan demi mencegah meluasnya kerusakan melalui program tanggap darurat.
Menurutnya, selain curah hujan yang cukup tinggi, penambangan pasir secara berlebihan dengan menggunakan mesin sedot juga menjadi salah satu penyebab kerusakan groundsill dan talud di Srandakan Bantul.
"Kita lagi mengkaji penambangan pasir dengan mesin penyedot yang merusak lingkungan dan sungai. Ya haus ditetibkan," ucapnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait