YOGYAKARTA, iNews.id - Munculnya lava pijar di puncak Merapi pada Senin (4/1/2021) malam menjadi titik awal kenaikan aktivitas Merapi yang signifikan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, secara teknis saat ini bisa dikatakan bahwa Merapi masuk fase erupsi 2021 meskipun masih sangat awal. Indikasi mendasarkan pada proses ekstrusi magma yang terus terjadi seiring dengan data seismik dan deformasi yang masih tinggi.
“Jadi memang Merapi memasuki masa erupsi, namun masih awal kita masih terus pantau aktivitasnya," kata Hanik di Yogyakarta, Selasa (5/1/2021).
Berdasarkan foto citra satelit, kata Hanik, diketahui terjadi gundukan baru yang diduga merupakan material lava baru. Namun gundukan lava ini sudah longsor bersamaan material lama. Dengan kejadian ini dipastikan magma sudah berada dipermukaan.
"Ini berarti tidak ada jarak lagi antara magma dengan puncak," katanya.
Hanik mengatakan, erupsi merapi kali berbeda dengan erupsi yang selama initerjadi. Ini nampak dari proses deformasi yang terus terjadi. Sebelumnya saat menuju erupsi proses deformasi berhenti dan gempa vulkanik dangkal juga menurun. Namun saat ini masih tinggi.
Erupsi Gunung Merapi cenderung ke barat daya, berdasarkan analisa guguran yang terjadi selama ini. Namun bukaan kawah menghadap ke selatan menuju Kali Gendol.
“Jadi kemungkinan itu tetap ada, yaitu menuju kali gendol," katanya.
Ketika disinggung lava pijar yang keluar sejak tadi malam, Hanik mengakui belum bisa menjelaskan secara pasti berapa kali lava pijar keluar. Ini lantaran puncak tertutup kabut. Dari catatan alat yang ada tercatat 40 guguran sejak lava pijar pada pukul 19.50 WIB.
Lava pijar ini berada pada titik awal api yang terjadi pada 31 Desember 2020 lalu. Kondisi magma sudah di puncak, namun berapa material magma yang akan keluar belum bisa dihitung.
“Saat ini kami masih terus melakukan analisa. Nanti akan kami sampaikan,” ujar Hanik.
BPPTKG mengimbau masyarakat di lereng Merapi baik di Kabupaten Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang untuk menyiapkan mitigasi bencana. Selain itu penambangan pasir di wilayah kawasan rawan bencana III untuk dihentikan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait