GUNUNGKIDUL, iNews.id – Keputusan pemerintah menerapkan harga minyak goreng Rp14.000 per liter belum bisa diterapkan di Gunungkidul. Terbukti harga minyak goreng di pasar tradisional masih bertahan di Rp20.000 per liter.
Mahalnya harga jual minyak goreng ini membuat warga dan pedagang pusing. Minyak goreng telah menjadi variabel pokok yang dibutuhkan masyarakat.
“Kenaikan harga minyak goreng sudah dua bulan lalu dan sampai sekarang belum turun,” kata Sumilah pedagang di Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul, Jumat (21/1/2022).
Menurutnya pada bulan Oktober harga minyak goreng masih bertahan di kisaran Rp14.000. Namun memasuki November harga terus terkerek naik sampai di awal 2022 ini masih tinggitertahan Rp20.000 per liter. Bahkan keputusan pemerintah yang menetapkan harga minyak goreng Rp14.000 belum bisa dilaksanakan di pinggiran.
“Kami juga bingung, katanya harga sudah turun tetapi harga kulakan masih tinggi,” katanya.
Akibat harga yang masih bertahan tinggi, sejumlah pedagang terpaksa mengurangi stok. Mereka tidak berani berspekulasi untuk menambah dagangannya dan memilih dengan menjual sesuai kebutuhan.
“Omset penjualan juga turun karena yang beli juga berkurang,” ujarnya.
Bertahannya harga minyak di kisaran tinggi membuat konsumen bingung. Di satu sisi mereka harus membeli minyak namun harga tak kunjung turun. Sementara minyak menjadi kebutuhan pokok untuk memasak.
“Kami susah kalau harganya masih mahal, jadinya harus hemat,” kata Yosida salah seorang konsumen.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait