YOGYAKARTA, iNews.id- Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12/2022). Doktor Ilmu Pertahanan itu menyinggung soal api perjuangan Islam yang menggerakkan Proklamator Ir Soekarno dalam membangun sintesa ideologi Pancasila.
"UIN Sunan Kalijaga memiliki tradisi ke-Islaman yang kuat, khususnya dalam membangun persatuan bangsa dan negara Indonesia. Dan UIN memiliki jejak sejarah yang mendalam dengan Bung Karno maupun putrinya, Megawati Soekarnoputri, ketika menjabat presiden," ujar Hasto dalam siaran pers yang diterima iNews.id, Kamis.
Untuk itu, Hasto secara khusus hadir di seminar UIN tersebut untuk menggelorakan pemikiran geopolitik Bung Karno. "Bagaimana api Islam Bung Karno betul-betul menggerakkan Proklamator Bangsa tersebut. Baik dalam membangun sintesa ideologi hingga lahir Pancasila maupun dalam perjuangan Bung Karno dalam meggalang bangsa bangsa Asia Afrika,” ujar Hasto.
Dihadapan para dosen dan mahasiswa UIN, Hasto menyebut jika pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini. "Salah satu pemikiran Bung Karno adalah bahwa dunia akan damai apabila dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme," Kata Hasto.
Untuk itu, menghadapi sistem internasional yang anarkis, lanjut Hasto, Bung Karno mengusulkan bagaimana PBB harus direformasi. "Karena terbukti PBB yang merupakan konstruksi pasca perang dunia II, kerap dianggap tak relevan lagi saat ini," ucapnya
Relevansi pemikiran geopolitik Soekarno makin terbukti jika dikaitkan dengan ketegangan geopolitik yang terjadi di hampir seluruh muka bumi saat ini.
"Dunia melihat perang Rusia-Ukraina belum selesai. Dan dampaknya mengglobal menyentuh aspek yang sangat mendasar terhadap kemanusiaan. Karena menciptakan krisis energi, diikuti krisis ekonomi, pengangguran, dan kesengsaraan umat manusia," katanya.
Ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi yang dibelakangnya ada kepentingan kepentingan Barat, kemudian Iran, karena merasa terdesak dengan dibelakangnya ada kepentingan Rusia dan Tiongkok. Juga di laut China Selatan, ketengangan di selat Taiwan.
“Itu semua menunjukan jika pemikiran bung Karno sangat relevan untuk dijabarkan dalam kebijakan luar negeri dan juga diplomasi pertahanan agar pemerintah RI dapat mengambil inisiatif-inisiatif dalam membangun perdamaian dunia yang abadi,” kata Hasto.
Dalam kesempatan itu Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Phil Al Makin mengatakan Hasto memiliki kompetensi kuat berbicara tentang geopolitik Soekarno.
Menurutnya, Hasto telah menyelesaikan disertasinya terkait topik itu dan dia juga seorang praktisi di dunia politik.
"Figur Soekarno tak bisa dipungkiri adalah sebagai founding father Indonesia. Jadi sejarah Indonesia tak bisa dipisahkan dari sejarah Soekarno. Soekarno menjadi pemersatu kita, simbol kita yang patut kita gali,” ujar Al Makin.
.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait