SLEMAN, iNews.id – Sayembara desain pembangunan Taman Budaya Sleman berakhir. Tim juri memutuskan juara pertama diraih TBS-088, Ketua Lucky Fachrurrozi, Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) asal Tangerang Selatan, Banten.
Untuk juara kedua diraih TBS-010 Ketua Jaril Safii, IAI asal Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan juara ketiga diraih TBS-080 Ketua Adi Utomo Hatmoko, IAI, AA asal Sleman. Untuk harapan pertama diraih TBS-050 Ketua Ahmad Setiadi, IAI asal Indramayu, Jawa Barat dan harapan kedua TBS-003 Ketua FX Prasetya Cahyana, IAI asal Sleman.
Juara pertama berhak atas hadiah utama Rp.100 juta, sedangkan juara kedua Rp25 juta dan Rp22,5 juta untuk juara ketiga. Sementara Juara Harapan I dan Harapan II masing-masing mendapatkan Rp.10 juta.
“Sayembara ini melahirkan karya arsitektur dari proses ideal. Karena kompetisi desain ini melibatkan banyak peserta dengan juri yang representatif. Pasti juaranyaa hebat,” kata Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, yang juga tim juri Sayembara Taman Budaya Sleman, Ahmad Syaifuddin Muttaqin.
Kompitisi bertajuk Sayembara Pra Desaian Pengelolaan dan Pengembangan Taman Budaya Kabupaten Sleman ini, diikuti 128 tim dari berbagai kota di Indonesia. Karya yang terkumpul ada 62 yang dilanjutkan dengan proses penjurian. Saat seleksi awal dari 62 karya ini yang lolos masuk hanya diambil 30 besar.
Proses penjurian selanjutnya kembali menyeleksi dan hanya ada tujuh karya yang lolos. Terakhir kembali diseleksi menjadi lima. Barulah dari lima ini dilakukan presentasi dengan melengkapi video dan kelengkapan yang lain.
“Ada point menarik spirit bahwa Taman Budaya ini tidak hanya ada fasilitas gedung. Tetapi ada lanskap yang sepintas dari kelima pemenang mempertahankan sawah dan sungai,” katanya.
Bangunan yang ada juga mempertahankan keistimewaan DIY berupa bangunan Joglo, dengan pendopo dan pringgitan. Desain ini akan dilanjutkan dalam detail enginering design (DED) pembangunana Taman Budaya Sleman di Pandowoharjo, Sleman.
Bupati Sleman Kustini mengatakan dalam sayembara ini penilaian secara obyektif dengan melihat kritereia. Salah satunya dengan menonjolkan bangunan Joglo yang identik dengan keistimewaan Yogyakarta. Di dalam sebuah bangunan Joglo ada beberapa yang harus benar.
“Melalui kompetisi ini, ruang publik yang ada bisa semakin baik dengan identitas Sleman sebagai bagian DIY dengan nuansa Jawa yang kental,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait