SLEMAN, iNews.id - Kapenewon Cangkringan, Sleman meluncurkan dua inovasi layanan kependudukan berupa Kado Manten dan Sweet 17. Kado Manten berupa layanan administasi bagi warga yang menikah, sedangkan Sweet 17 berupa layanan KTP bagi warga yang sudah berusia 17 tahun.
Panewu Cangkringan Suparmono mengatakan ide awal membuat inovasi Kado Manten, karena banyak pasangan yang baru menikah tidak segera mengurus dokumen kependudukan keluarga. Biasanya mengurus setelah memiliki anak untuk proses pembuatan akta kelahiran anak.
“Karena itu perlu solusi untuk mempermudah layanan administrasi kependudukan,” kata Suparmono, Rabu (7/4/2021).
Melalui inovasi ini warga yang melakukan pernikahan akan langsung mendapatkan dokumen kependudukan yang baru. Seperti kartu tanda penduduk (KTP) dengan status yang sudah berubah dan kartu keluarga (KK) yang sudah terpisah dengan orang bagi pasangan pengantin tersebut.
“Jadi selesai menikah langsung mendapatkan dokumen kependudukan yang lengkap,” kata Suparmono.
Sedangkan untuk inovasi sweet 17, untuk memberikan layanan pembuatan KTP bagi warga Cangkringan yang baru berusia 17 tahun. Dengan layanan ini, warga yang mengurus KTP hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk proses pembuatan KTP.
“Warga datang, kemudian foto tunggu selesai pulang membawa KTP,” katanya.
Sejak diujicobakan mulai Maret 2021 antusias masyarakat sangat tinggi. Rata-rata ada 40 warga yang mengurus KTP baru, dario sebelumnya hanya 15 orang.
Peluncuran inovasi layanan kependudukan ini, bersamaan dengan peringatan kedelapan boyong songsong Kapanewonan Cangkringan (pemindahan Kantor Cangkringan lama ke lokasi baru). Pemindahan kantor kapenewonan dilakukan karena kantor lama dekat dengan bahaya lahar dingin Merapi, sebab berada di dekat aliran sungai Gendol di Bronggan, Argomulyo, Cangkringan. Sedangkan lokasi kantor sekarang sekitar 500 meter arah barat kantor kapenewonan lama.
Bupati Sleman Kustini mengapresiasi terhadap program unggulan pelayanan kependudukan di Cangkringan tersebut. Ia berharap program itu dapat memberikan kemudahan dan proses yang lebih cepat bagi masyarakat Cangkringan dalam mengurus administrasi kependudukan.
“Tradisi Songsong Kapenewoan bukan hanya menjadi ageda rutin namun yang lebih penting lagi dapat menumbuhkembangkan dan melestarikan kembali kearifan budaya lokal,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait