DUBAI, iNews.id - Dalam waktu dekat Iran memiliki rudal balistik berkecepatan hipersonik. Komandan kedirgantaraan Garda Revolusi Islam Iran menyampaikan hal itu usai negara itu menguji coba roket Ghaem 100 untuk mengirim satelit komunikasi ke orbit.
Komandan Garda, Amir Ali Hajizadeh, kepada kantor berita Tasnim mengatakan rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver masuk dan keluar dari atmosfer.
"Ini bisa menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh dan menjadi lompatan besar di bidang rudal,” kata Amir.
Militer Amerika Serikat (AS) curiga jika uji coba itu hanyalah kedok dari tujuan utama Iran, yakni menguji coba pendorong untuk rudal balistik. Sistem roket untuk kendaraan luar angkasa itu mirip dengan rudal balistik yang membawa hulu ledak.
Rudal hipersonik bisa melesat setidaknya lima kali kecepatan suara atau 5 mach, sekitar 6.100 km per jam pada lintasan yang kompleks. Saking cepatnya rudal balistik sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara. Meski demikian belum ada laporan jika Iran sudah pernah menguji coba rudal semacam itu.
Pekan lalu militer Iran telah menguji coba Ghaem 100 dengan roket yang bekerja dengan tiga tahap pelepasan. Dengan sistem tiga tahap pelepasan itu memungkinkan roket untuk menjelajah lebih jauh. Roket itu konon bisa membawa satelit komunikasi seberat hingga 80 kg pada ketinggian 500 km dari permukaan bumi.
AS menyebut jika uji coba oleh Iran itu sebagai tindakan yang mengganggu stabilitas. Namun Iran berkali-kali membantah mengembangkan senjata nuklir.
AS serta sekutunya di Timur Tengah, termasuk Israel dan Arab Saudi merasa terancam dengan perkembangan Iran dalam bidang senjata.
AS serta Israel curigai jika Iran mengembangkan senjata nuklir, terutama setelah Negeri Paman Sam keluar dari kesepakatan bersama JCPOA pada 2018 atau pada masa pemerintahan Donald Trump. Sejuah ini upaya untuk AS kembali ke kesepakatan di pemerintahan Joe Biden masih menemui jalan buntu.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait