SLEMAN, iNews.id- Masyarakat diminta tetap waspada terhadap erupsi Merapi terutama awan panas meski jarak luncurnya pendek. Gunung Merapi sendiri per 4 Januari 2021 sudah masuk fase erupsi yakni dengan keluarnya guguran lava pijar dan awan panas guguran.
“Dilihat dari jarak luncurnya, awan panas ini termasuk pendek atau kecil, namun begitu karena ini awan panas, masyarakat tetap harus waspada,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegempaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida di Sleman, Selasa (19/1/2021).
Mengenai mengapa jarak luncur awan panas semakin panjang, terakhir mencapai 1,8 km dari sebelumnya 1,5 km, Hanik menjelaskan karena sebelumnya sudah pernah ada jalur yang dilewati awan panas. “Karena sudah ada jalannya, maka jaraknya semakin jauh,” paparnya.
Untuk awan panas, hingga Selasa (19/1/2021) sudah terjadi 10 kali. Yaitu pada tanggal 7 Januari 2021 sebanyak 4 kali , tanggal 16 Januari 2 kali serta masing-masing tanggal 9 , 13, 18, dan 19 Januari 2021 satu kali. Dengan jarak luncur antara 600 meter -1800 meter.
Potensi bahaya awan panas dan lava pijar saat ini di sektor selatan barat daya di lerang Lava 1997, meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 km dari puncak.
Soal pertumbuhan kuba lava saat ini rendah, yaitu 85 ribu m3 dengan percepatan 8 ribu m3 per hari. Mengenai munculnya kubah lava yang ada di tengah, dari pemantauan sudah berhenti dan tidak berkembang.
“Penuruan Merapi juga terjadi pada intensitas kegempaan internal dan defromasi. Kegempaaan sebelumnya mencapai ratusan per hari per 12 januari2021 menurun drastis. Deformsi per 1 Januari 2021 mencapi 21 cm per hari, sekarang kurang dari 2 cm per hari,” katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait