GUNUNGKIDUL, iNews.id - Hujan deras yang melanda kawasan Gunungkidul sepanjang 3 hari terakhir ini membuat ratusan warga Padukuhan Kedungwanglu Kalurahan Banyusoca Kapanewon Playen Gunungkidul terisolasi. Sejak Jumat (19/1/2024) dini hari, satu-satunya jembatan akses mereka terendam air dan tidak bisa dilalui.
Salah satu warga Kedungwanglu, Munadzar Abror menuturkan, hujan deras yang melanda kawasan Gunungkidul membuat debit air sungai Oya, sungai terpanjang dan terbesar di Gunungkidul meningkat drastis. Selain itu, debit air sungai Prembutan juga meluap hingga menutup jembatan crossway.
"Jembatan crossway itu satu-satunya akses kami. sekarang sudah tidak bisa dilewati karena sungai Prembutan banjir," tuturnya Jumat (19/1/2024).
Beberapa sungai lainnya warga di Padukuhan Kedungwanglu Kalurahan Banyusoca Kapanewon Playen Gunungkidul Selasa (14/2/2023) terpaksa harus menggendong anak-anak melintasi jembatan crossway yang terendam air sungai Prambutan untuk pulang ke rumah usai sekolah.
Banjir memang memutus akses jalan menuju ke wilayah mereka. Warga bahkan sering terisolasi jika banjir terjadi cukup besar. Bahkan pada Selasa (16/1/2024) siang tadi, aatu persatu siswa TK dan SD di wilayah mereka terpaksa harus digendong menerjang banjir.
Salah satu pemuda setempat, Muhammad Abror menuturkan hujan sebenarnya sudah terjadi sejak hari Senin (13/2/2023) siang. Hujan membuat debit air di sungai Prambutan dan Sungai Oya yang mengapit wilayah mereka membanjiri jembatan crossway.
Sejak Kamis sore, debit air semakin meningkat dan sudah di atas mata kaki orang dewasa. Sementara pada Jumat dini hari, selepas subuh tadi jembatan crossway sudah tidak bisa dilalui karena ketinggian air dari atas jembatan sudah sebatas dada orang dewasa. Warga tidak berani melintas karena airnya yang cukup deras.
Dia mengatakan sebenarnya ada dua crossway di atas sungai Prambutan yang menghubungkan padukuhan dengan wilayah lain memang sering tak bisa dilalui akibat diterjang banjir. Dan peristiwa tersebut sudah terjadi berulang kali namun belum ada tindakan dari pemerintah.
"Kondisi ini sudah sejak dulu kami alami. Dan selalu berulang, kami mohon perhatian dari pemerintah,"katanya.
Akibatnya, saat ini ratusan warga tidak bisa beraktivitas untuk bekerja atau pun untuk pergi ke sekolah. Mereka tidak berani mengambil risiko untuk menerjang luapan sungai. Pilunya, ada salah seorang warga yang menderita penyakit jantung serta syaraf kejepit yang tidak bisa kontrol ke rumah sakit karena tak berani melintas.
"Jadwal kontrolnya sekarang, Jumat ini. Di RSA UGM. Mudah-mudahan air segera surut," katanya.
Tokoh pemuda Kedungwanglu, Ahsan Nasir mengatakan Padukuhan Kedungwalung ada 10 RT terdiri dari 150 kepala keluarga (KK). Ada 8 RT dengan 120 KK yang terisolasi akibat banjir di musim penghujan. Dan hanya 2 RT yang tidak terisolasi karena peristiwa banjir tersebut.
"Warga Kedungwanglu memang langganan terisolasi," katanya
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait