YOGYAKARTA, iNews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tokoh politik terpopuler di media sosial (medsos) pada Pemilu 2019. Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM. Sementara Sandiaga Salahudin Uno menempati urutan kedua.
“Jokowi menjadi yang tertinggi di antara tokoh-tokoh politik lainnya,” ujar Peneliti CfDS Fisipol UGM Iradat Wirid, di kantornya Selasa (21/5/2019).
Selama masa Pemilu 2019, CfDS telah melakukan crawling data terhadap akun Twitter berbagai influencer dan tokoh politik. Total ada 109 akun Twitter yang diteliti berdasarkan kategorisasi afiliasinya dalam gelaran Pilpres 2019.
Selain Jokowi, sejumlah tokoh nasional lainnya yang masuk dalam 10 besar yakni Sandiaga Uno, disusul Fahri Hamzah, Rocky Gerung, Dhanil Azhar, Cak Khum, Mustofa Nahrawardaya, Fadli Zon, Mahfud MD dan Haikal Hassan.
Dari ke-10 ini dibagi dalam tiga kubu, yaitu kubu pasangan calon 01 yang hanya diwakili Jokowi. Selanjutnya kubu pasangan calon 02 yang diwakili Fahri Hamzah, Fadli Zon, Haikal Hassan, Rocky Gerung, Cak Khum, Mustofa Nahrawardaya, Dahnil Anzar dan Sandiaga Uno, serta kubu netral diwakili Mahfud MD.
Jokowi menjadi tokoh politik terpopuler di Twitter dengan rata-rata engagement atau tweet pada akun @jokowi sebesar 18.430,79. Sementara Sandiaga Uno dengan rata-rata engagement 4.463,37 dan Fahri Hamzah dengan rata-rata engagament 2.300,31.
“Popularitas Jokowi ini didukung dengan fakta memiliki pengikut Twitter terbanyak di antara tokoh politik lainnya, yakni 11,37 juta follower. Bahkan melebihi gabungan total pengikut akun twitter milik sembilan tokoh populer lainnya. Ini secara modal sudah sangat besar,” katanya.
Sandiaga Uno, kendati memiliki pengikut yang tidak lebih banyak dari Jokowi yaitu 1,57 juta follower, mampu mencetak engagement yang tinggi. Sandi secara konsisten memposting ke mana tujuan kampanyenya sehingga memberikan ruang respons yang tinggi dan lebih tersebar.
Sementara Fahri Hamzah dan Fadli Zon dalam setiap cuitannya, konsisten mengkritik pemerintah dengan narasi kegagalan. Hal yang sama dilakukan Danhil Anzar, tetapi lebih ditujukan untuk mendukung Prabowo. Selanjutnya Rocky Gerung mampu membuat tweet dengan bahasa bersayap namun tetap terlihat mengkritik pemerintah.
Mahfud MD merupakan tokoh yang tidak terafiliasi dengan kedua calon. Dia tidak secara eksplisit mendukung salah satu kubu di Twitter atau netral. Dia lebih banyak meng-counter isu-isu palsu maupun hoaks dengan data-data valid.
“Mahfud MD memegang peran sebagai penghubung atau boundary spanner dalam polarisasi kedua kubu,” ucapnya.
Peneliti CfDS lainnya, Treviliana Eka Putri menyebutkan, unggahan konten yang berkualitas dan tepat sasaran dengan target audiens menjadi kunci meraih popularitas di medsos. Sementara strategi ‘cuitan secara masif’ dinilai kurang efektif dalam meningkatkan engagement rate dari akun tokoh politik.
“Terbukti dari akun medsos Cak Khum dan Mustofa Nahrawardaya yang ‘hanya’ memiliki sekitar 100.000 pengikut. Namun mereka berdua tetap mendapat engagement rate yang tinggi lewat banyaknya retweet yang diperoleh,” tuturnya.
Editor : Donald Karouw
jokowi sandiaga uno tokoh terpopuler twitter pemilu 2019 cfds fisipol ugm center for digital society
Artikel Terkait