JAKARTA, iNews.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukan komitmen melakukan pembenahan internal Polri. Salah satunya komitmen untuk 'potong kepala' agar Polri semakin dicintai masyarakat.
Komitmen itu ditunjukan Kapolri dengan mencopot enam Kapolres dan satu pejabat polisi di beberapa wilayah jajarannya.
Salah satu Kapolres yang dicopot adalah Kapolres Nunukan Polda Kaltara AKBP Saiful Anwar. Perwira dengan dua melati di pundak itu ditarik Mabes dengan posisi sebagai Pamen Yanma Polri dalam rangka evaluasi jabatan.
Sebelumnya AKBP Saiful Anwar sempat menjadi perbincangan di masyarakat lantaran videonya yang tengah memukuli anak buahnya beredar luas.
Rekaman video pendek anggota Polri berseragam memukul sesama polisi viral di media sosial. Diketahui yang melakukan pemukukan yakni Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar.
Peristiwa penganiayaan itu terekam CCTV dalam sebuah ruangan diduga Aula Polres Nunukan.
Dalam tayangan, Kapolres tampak langsung menerjang korban dengan tendangan sambil melompat. Korban yang awalnya berdiri sampai terdorong mundur beberapa langkah. Lalu pukulan telak mengarah ke wajah korban hingga terjatuh.
Dalam kondisi korban sudah tak berdaya, Kapolres masih melayangkan satu kali tendangan lalu menaruh kedua tangannya di pinggang.
Selain AKBP Saiful Anwar, sejumlah pejabat Polri di daerah dicopot dan ditarik ke Mabes dalam rangka evaluasi jabatan. Berikut rinciannya :
1. Kombes Pol Franciscus X Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
2. AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
3. AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
4. AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
5. AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
6. AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
7. AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
Pencopotan satu Kombes tersebut tertuang dalam surat telegram nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021. Sementara enam AKBP dicopot dalam telegram nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021.
Kedua telegram tersebut ditandatangani AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.
"Ya ini tentunya sebagaimana komitmen dan pernyataan pak Kapolri, soal 'ikan busuk mulai dari kepala'. Kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Dengan adanya keputusan tersebut, Argo menegaskan seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat dan anggota dengan sangat baik serta menjadi prioritas.
Tak hanya itu, Argo juga berharap dengan adanya komitmen ini bisa menjadi efek jera bagi siapa pun personel yang melanggar aturan.
"Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri ke depan akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat," ujar Argo.
Sebelumnya, terkait kepemimpinan, Kapolri Jenderal Sigit mengutip peribahasa, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala' atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah," kata Sigit.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait