JAKARTA, iNews.id-Buya Syafii Maarif, tutup usia pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Dia dikenal sebagai sosok cendekiawan muslim yang pemikirannya banyak memberikan pengaruh besar kepada negara Indonesia.
Buya Syafii Maarif memiliki karier yang beragam. Dia pernah menjadi seorang guru, penulis hingga memimpin organisasi Muhammadiyah. Berikut rangkuman perjalanan karier Buya Syafi'i Maarif dirangkum iNews.id :
1. Pernah jadi Guru 
Buya Syafi'i Maarif lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, pada 31 Mei 1935. Pada 1953, pemilik nama asli Ahmad Syafi'i Maarif merantau ke Jawa dan melanjutkan sekolah di Madrasah Mualimin. Di sana, ia aktif dalam organisasi kepanduan Hizbul Wathan. Ia juga pernah menjadi pemimpin redaksi majalah Sinar. 
Kemudian, setelah lulus dari Mualimin Buya Syafii Maarif berangkat ke Lombok memenuhi permintaan Konsul Muhammadiyah untuk menjadi guru di Lombok. Ia juga pernah menjadi guru honorer di Baturetno dan Solo.
2. Redaktur Suara 
Muhammadiyah Setahun menjadi guru di Lombok, Buya Syafii Maarif melanjutkan kuliah di Universitas Cokroaminoto Surakarta dan melanjutkan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP. 
Pada masa itu, Buya Syafii Maarif pernah menjadi redaktur Suara Muhammadiyah. Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia.
3. Ketua Umum PP Muhammadiyah 
Buya Syafii Maarif menjadi Ketua PP Muhammadiyah menggantikan Amien Rais pada 1998. Jabatan ini diembannya hingga tahun 2005. 
Selama menjadi Ketua Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menanamkan pemikiran pluralisme, toleransi, kebangsaan, sosial, serta nilai-nilai ke-Islaman.
4. Penulis 
Buya Syafii Maarif juga diketahui aktif menulis. Beberapa buku karya Buya Syafii Maarif antara lain Dinamika Islam, Islam dan Masalah Kenegaraan, serta Islam, Mengapa Tidak?. 
Atas karya-karyanya tersebut, Buya Syafii Maarif dianugerahi penghargaan Ramon Magsaysay dari Pemerintah Filipina pada tahun 2008.
5. Maarif Institute for Culture and Humanity 
Setelah tidak aktif menjadi Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif tetap aktif berpartisipasi dalam perkembangan Muhammadiyah, Islam dan negara Indonesia. 
Kemudian, guna menguatkan pemikiran-pemikiran pluralisme, toleransi, kebangsaan, keislaman, dan sosial maka didirikanlah lembaga Maarif Institute.
Maarif Institute for Culture and Humanity berdiri di bawah Yayasan Ahmad Syafii Maarif dimana Buya Syafii Maarif menjadi salah satu pendirinya.
Itulah fakta perjalanan karier Buya Syafii Maarif, semoga perjalanan Tokoh Bangsa ini bisa menjadi inspirasi untuk kita.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait