BANTUL, iNews.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul menutup semua proses pembelajaran tatap muka (PTM) dan menggantikan dengan pembelajaran jarak jauh. Langkah ini diambil setelah kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan.
“Dua minggu ini sudah ada dua sekolah yang ditutup karena siswa dan guru terpapar Covid-19. Pembelajaran kita ganti dengan pembelajaran jarak jauh,” kata Kepala Disdikpora Kabupaten Bantul, Isdarmoko, Selasa (8/3/2022).
Menurutnya pembelajaran tatap muka terbatas sebenarnya sangat diperlukan, karena hampir dua tahun proses pendidikan terganggu. Hanya saja sampai kapan pandemi Covid-19 tidak ada kepastian. Kondisi ini sangat berpengaruh terjadap kualitas pendidikan.
“Saya sangat berharap pembelajaran tatap muka, kalau hanya mengandalkan PJJ saja pasti akan terpuruk," ujarnya.
Untuk itulah, kepada siswa, orang tua dan stakeholder lainnya untuk tidak takut berlebihan dengan lonjakan kasus Covid-19. Masyarakat masih bisa berdamau dan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Salah satu upaya ini sudah dilakukan dengan pemberian vaksinasi kepada pelajar usia 6-11 tahun dan di atasnya. Vaksin sangat diperlukan untuk menciptakan kekebalan komunal.
“Kalau vaksinasi sudah lengkap dunia pendidikan akan bisa hidup berdampingan dengan Covid-19," ujarnya.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatangan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Joko B Purnomo mengatakan, dua bulan ini kenaikan kasus Covid-19 di Bantul cukup tinggi. Masyarakat tidak boleh ketakutan yang berlebihan dan tetap meningkatkan kewaspadaan memperketat protokol kesehatan yang kini mulai kendor di masyarakat.
“Kasus yang ada hampir 90 persen tanpa gejala, jadi pasien hanya cukup melakukan isolasi mandiri,” katanya.
Petugas kesehatan terus memantau kondisi kesehatan masyarakat dan memastikan stok dan ketersediaan obat. Bagi warga yang belum vaksin disarankan untuk segera mengakses di puskesmas.
“Masyarakat harus taat pada protokol kesehatan, mengikuti vaksinasi yang disediakan gratis oleh pemerintah dengan harapan terjadinya kekebalan komunitas dan ketika terpapar dampaknya tidak parah," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait