BANTUL, iNews.id - Kasus stunting di Provinsi DIY masih cukup tinggi sekitar 16,4 persen. Temuan terbanyak di Kabupaten Gunungkidul dengan 23,5 persen.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) DIY, Shodiqin mengatakan, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka sunting di DIY masih 16,4 persen. Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan stunting di angka 14 persen pada 2024.
“Untuk kabupaten/kota tertinggi stunting di Gunungkidul, 23,5 persen,” katanya, pada puncak Hari Keluarga Nasional ke-30 tingkat DIY di Lapangan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Senin (10/7/2023).
Peringkat kedua tertinggi Kabupaten Kulonprogo dengan 15,3 persen dan Sleman dengan 15 persen. Sementara Bantul 14,9 persen dan terendah Kota Yogyakarta 13,8 persen.
Sedangkan angka penurunan stunting tertinggi ada di Kabupaten Bantul. Dalam dua tahun ini mampu menurunkan kasus stunting dari 19,1 persen menjadi 14,9 persen.
“Anak stunting tidak mesti dari keluarga miskin, tetapi pola asuh yang salah juga berpengaruh,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik mengatakan, kasus stunting di Indonesia sudah semakin turun. Berbagai upaya yang dilakukan mampu menurunkan stunting hngga 21,6 persen. Sedangkan target nasional pada 2024 tinggal 14 persen.
“Sebenarnya prevalensi stunting dari tahun ke tahun sudah turun. Hanya saja masih di atas ambang batas WHO 20 persen,”katanya.
BKKBN sebagai salah satu lembaga yang dibebani untuk menekan kasus stunting telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari pendampingan keluarga beresiko stunting, pendampingan semua calon pengantin atau calon usia subur hingga surveilans keluarga beresiko stunting.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait