GUNUNGKIDUL, iNews.id - Ratusan warga Desa Banaran, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membakar kaos relawan dan posko penanganan Covid-19. Warga kecewa karena dituduh mengadang ambulans oleh satgas Covid-19 tingkat kabupaten.
Kejadian berawal ketika Pemkab Gunungkidul memutuskan menggunakan Hutan Wanagama sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga yang reaktif rapid test. Sepemahaman warga, ambulans yang membawa pasien reaktif akan melalui jalur utara melewati rest area Bunder.
Namun karena jalur utara yang susah, petugas ambulans melewati jalur selatan di Desa Banaran. Puncak kejadian terjadi pada 22-24 Mei lalu, warga memutuskan untuk menghentikan ambulans dan menanyakan kenapa melalui jalur selatan. Kekecewaan semakin tak terkendali ketika Satgas Covid-19 Gunungkidul mengeluarkan statement bahwa warga desa mengadang ambulans.
Koordinator aksi Sudadi mengatakan puncak dari kegeraman warga ini membuat warga tidak mau lagi ikut dalam penanganan Covid-19. Mereka beranggapan jerih payahnya selama ini dengan membuat posko Covid-19 tak dihargai.
"Kami bubarkan relawan, sama sampaikan kepada pak lurah bahwa kami tertekan secara psikologis, kelelahan kami ternyata sudah ditekan secara psikologis," katanya, Kamis (28/5/2020).
Sementara itu, pihak Pemerintah Desa Banaran mengaku tak bisa berbuat banyak terhadap permasalahan tersebut. Pemdes berharap warga tetap peduli dengan penanganan Covid-19.
"Kami sudah upayakan untuk tetap bertahan. Tapi kami tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat," ujar Kasi Pemerintahan Desa Banaran, Subayari.
Warga menuntut pihak Satgas Covid-19 Gunungkidul memberikan klarifikasi. Petugas medis juga menggunakan jalur selatan sebagai jalur pemberangkatan atau kepergian pasien reaktif.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait