Seorang pria beragama Hindu di Kashmir tewas ditembak, sementara saudara juga dilaporkan dalam kondisi kritis. (Foto: Ilustasi/ist)

SRINAGAR, iNews.id - Kasus kekerasan meningkat di India. Seorang pria beragama Hindu di Kashmir tewas ditembak, sementara saudara juga dilaporkan dalam kondisi kritis. 

Pelaku diduga berasal dari kelompok militan yang memerangi pemerintahan India di wilayah yang disengketakan.

Polisi setempat mengatakan, serangan terjadi di sebuah kebun apel Distrik Shopian, selatan Kashmir yang dikuasai India, pada Selasa (16/8/2022). 

"Kedua korban dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak kritis di mana satu orang meninggal," kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Usai kenjadian itu tentara dan polisi bergerak cepat dan mengepung daerah itu dan mulai mencari para penyerang.

Kashmir telah mengalami serentetan pembunuhan dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa orang Hindu, termasuk pekerja imigran dari negara bagian India, tewas.

Polisi mengatakan pembunuhan telah dilakukan oleh pemberontak anti-India. Korban tewas di antaranya anggota dewan desa Muslim, petugas polisi dan warga sipil. 

Serentetan pembunuhan tahun ini terjadi ketika pasukan India melanjutkan operasi kontra-pemberontakan di seluruh wilayah.

Pemberontak di bagian Kashmir yang dikuasai India telah memerangi pemerintahan New Delhi sejak 1989. Sebagian besar Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan wilayah itu, baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka.

India menegaskan militansi Kashmir adalah terorisme yang disponsori Pakistan. Sementara Pakistan membantah tuduhan itu.

Sebagian besar warga Kashmir menganggapnya sebagai perjuangan kebebasan yang sah. Puluhan ribu warga sipil, pemberontak dan pasukan pemerintah tewas dalam konflik tersebut.

Minoritas Hindu Kashmir telah lama resah atas tempat mereka di wilayah yang disengketakan. Sebagian besar dari sekitar 200.000 dari mereka melarikan diri dari Kashmir pada 1990-an ketika pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India dimulai. 

Sekitar 4.000 dari mereka yang melarikan diri itu kemudian kembali setelah 2010 sebagai bagian dari rencana pemukiman kembali oleh pemerintah yang memberi mereka pekerjaan dan perumahan. Namun pembunuhan baru-baru ini telah meningkatkan ketakutan mereka.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network