Petani Kulonprogo panen raya padi jenis sintanur dengan produksi cukup tinggi. (Foto: iNews.id/Budi Utomo)

KULONPROGO, iNews.id – Petani di Kaligintung, Kecamatan Temon, Kulonprogo sukses mengembangkan padi jenis sintanur dengan tingkat produksi mencapai 8,2 ton gabah kering giling (GKG) per hektare. Padahal dalam masa tanam kedua (MT II) rata-rata produksi 6,5 ton per hektare.

“Panen kali ini sungguh luar biasa mampu mencapai 8,2 ton GKG,” kata Ketua Kelompok Tani Silayur, Sapto di sela-sela acara wiwitan dan panen raya padi MT II di Bulak Silayur, Kaligintung, Temon, Rabu (12/8/2020).

Kelompok tani ini menggarap lahan persawahan seluas 29 hektare. Selain Sintanur, juga dikembangkan padi dengan varietas Ciherang dan Suppadi.

“Tahun lalu produksinya hanya 7,2 ton GKG per hektare,” katanya.

Dalam mengembangkan tanaman padi, petani menggunakan pola tanam jajar legawa 41 dengan jarak tanam 25 cm. Sejak persemaian para petani mengandalkan aplikasi agen hayati untuk menekan populasi hama wereng dan jamur.

Selain itu para petani juga menggunakan pupuk forsil yang merupakan pupuk mikro majemuk anorganik yang bisa larut dalam air. Forsil yang diperkaya silika yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Selain itu juga berfungsi melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.

“Kami kerja sama dengan PT Mitra Kreasidharma, selaku produsen pupuk tersebut,” katanya.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Sutedjo berharap petai untuk lebih giat dalam mengelola lahan persawahan. Produksi padi di Kulonprogo cukup kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Namun produksi tetap harus diteruskan untuk mewujudkan swasembada pangan secara nasional.

“Kami sudah minta dinas untuk melakukan pendampingan agar produksi petani bisa meningkat,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network