Ilustrasi tambang nikel. Indonesia memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan nikel global. (Foto: Okezone)

YOGYAKARTA, iNews.id-Harga nikel dunia terus menunjukkan peningkatan belakangan ini. Meskipun harga komoditas minyak mentah, batubara, gas alam dan minyak sawit turun namun harga nikel tetap menanjak.

Oleh karenanya, kuatnya permintaan nikel global maka akan membuat komoditas ini bakal menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Karena Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan nikel global. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Statistisi Ahli Pertama BPS DIY, Andi Ismoro. Menurut Andi, meskipun berpotensi namun kegiatan produksi nikel di Indonesia sering kali dihadapkan pada kendala lingkungan dan masalah sosial. Aktivitas tambang nikel tentu menimbulkan kerusakan lingkungan dan konflik sosial di masyarakat. 

"Pemerintah dalam hal ini harus dapat memberikan regulasi untuk mengawasi pelaku tambang secara konsisten dan mampu mengatasi aspek sosial dan aspek lingkungan," ujarnya, Jumat (19/5/2023).

Kendati demikian, Andi mengatakan, upaya mempertahankan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) agar bisa dikelola secara mandiri telah dilakukan dengan penuh perjuangan. Hal ini bisa dilihat betapa Pemerintah Indonesia berupaya penuh untuk tetap mempertahankan bijih nikel (ore) dengan memberikan larangan ekspor.

"Larangan ekspor tersebut diatur dengan Undang-undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) tahun 2019. Namun hal ini justru mendapatkan respon negatif dari berbagai negara," ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, Uni Eropa menggugat Indonesia lantaran melarang ekspor bijih nikel. Pemerintah berdalih Uni Eropa semestinya membeli produk tersebut dari Indonesia bukan dalam bentuk mentah, namun dalam bentuk yang telah diolah.

"Dengan kebijakan itu tentu pemerintah dapat mendorong investasi industri baterai lithium untuk kendaraan listrik," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada rilis data Pertumbuhan Ekonomi bulan Mei tahun 2023 menyebutkan bahwa ekonomi indonesia pada triwulan 1 Tahun 2023 tumbuh solid. Di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya beberapa harga komoditas produk utama ekspor, perekonomian Indonesia tumbuh 5,03 persen secara year on year (y-on-y) dan seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada Triwulan 1 tahun 2023.

Dalam hal ini BPS memberikan penjelasan bahwa pertumbuhan lapangan usaha Industri Pengolahan adalah pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pada sektor Industri Pengolahan ini ditopang oleh masih kuatnya permintaan dari pasar domestik dan global.

"Lebih khusus pula dijelaskan bahwa Industri Logam Dasar tumbuh sebesar 15,51 persen,  dan ini didorong oleh lonjakan permintaan luar negeri, terutama produk olahan bijih nikel, seperti ferro nikel, nikel matte, dan nikel pig iron,"ucapnya.

Harga beberapa komoditas unggulan seperti minyak kelapa, sawit, batubara, minyak mentah, gas alam, dan nikel mengalami penurunan, kecuali Nikel yang mengalami kenaikan menjadi 23. 3 $/mt pada Maret 2023. 

Rilis BPS menyebutkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Di antaranya, permintaan terhadap komoditas ekspor unggulan Indonesia yang masih tinggi di pasar global menopang kuatnya kinerja ekspor pada periode tersebut.

Melihat kondisi ini, Uni Eropa tentu tetap ingin mendapatkan suplai bahan mentah nikel dari Indonesia untuk tetap memeprtahankan industri mereka. 

"Kita sadari kebutuhan nikel meningkat secara signifikan terutama karena permintaan kendaraan bertenaga listrik yang terus meningkat pula pada kurun waktu terakhir,"ujarnya.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network