GUNUNGKIDUL, iNews.id - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut salam Pancasila merupakan salam kebangsaan sebagai pemersatu bangsa. Pemakaian salam ini bukan untuk mengganti salam keagamaan.
Menurut Yudian, salam Pancasila sebagai salam kebangsaan. Ini menjadi pilihan yang tepat di Indonesia yang sangat majemuk.
“Salam pancasila merupakan salam pemersatu yang pemakaiannya tidak bermaksud mengganti salam keagamaan,” kata Yudian pada sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, salam Pancasila pernah dipopulerkan oleh Presiden Megawati. Namun menuai kontroversi karena isunya akan mengganti salam keagamaan.
”Gagasan penggunaan salam Pancasila untuk menjembatani dan menjadi titik temu bagi masyarakat yang multikultural dan tidak melihat latar belakang apapun termasuk agama,” katanya.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran sebagai alat pemersatu bangsa. Terbukti ada ribuan suku bangsa yang bersatu setelah proklamasi kemerdekaan dan Pancasila menjadi dasar negara.
Sementara itu, Penulis Buku Salam Pancasila, Khoirul Anam mengatakan, untuk membumikan salam Pancasila di masyarakat diperlukan alat penjelasan. Buku yang dia tulis menjadi sarana penjelasan ke publik.
Buku ini diharapkan mampu menjadi media untuk mengharmonisasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain untuk meminimalisir konflik agama juga untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi masyarakat.
“Salam pancasila itu dalam hubungan kemanusiaan. Buku ini menjadi sarana penjelasan yang gamblang mengenai implementasi salam pancasila,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait